2. Pergi ke Bawah Jembatan

290 25 3
                                    

Ikan-ikan bermunculan mengelilingi perahu kami. Sangat banyak seperti ikan-ikan tambak milik bapakku di desa, bedanya ikan disini warna warni dan ukurannya tidak lebih besar dari genggaman tangan. Tora tersenyum melihat wajah terkejutku dan dia melambai ke ikan-ikan itu seperti menyapa mereka.

"Kau sudah menyiapkan semuanya kan? pasti ikan-ikan disini kelaparan makanya mereka berkumpul begitu diberi makan" tanyaku.

"Ambil salah satu" bisik Tora "Cepat sebelum mereka berenang ke dalam lagi"

Aku memegang jaring bertongkat yang tadi dia berikan, lalu aku ambil salah satu ikan berwarna kuning emas dan memasukkannya ke ember yang sudah Tora isi air. Ikan itu berenang memutari ember dan kelihatan indah.

"Terus?" tanyaku.

"Bilang ke ikannya untuk mengabulkan permintaanmu, lalu lepaskan dia"

Aku sebenarnya geli tapi asyik juga.

"Bisa tutup telingamu, aku tidak mau kau mendengar permintaanku apa" pintaku ke Tora, dia mengangguk dan tutup telinga.

Aku dekatkan mukaku ke ember itu "Ikan, kau akan ku lepaskan. Aku harap, aku bisa membuat tempat dimana semua orang bebas menjadi dirinya sendiri. Aku ingin punya sekolahku sendiri dan mengajarkan kebebasan ke anak-anakku, kabulkan ya"

Aku lepaskan ikannya kembali ke air dan Tora melepaskan tangan dari telinganya.

"Seberapa sering kau kesini?" tanyaku.

"Lumayan sering"

"apa yang kau minta ke ikan-ikan itu"

"mmm" Tora berpikir dan menyipitkan matanya "Sebelum penayangan filmku, aku minta ikan itu mendatangkan seseorang yang bisa mencintaiku sebesar aku mencintai filmku"

"ikannya mengabulkannya?" tanyaku dan tersenyum.

"Mungkin aku kurang spesifik. Aku tidak bilang orang itu laki-laki atau perempuan"

Senyumku hilang.

"Berapa banyak yang menonton filmmu kemarin?"

"Hari itu ada 5 pemutaran, 3 pemutaran pertama penuh, pemutaraan keempat kosong, dan pemutaran terakhir hanya ada kau sediri"

"Artinya ada 50 lebih orang yang menonton kan, mungkin salah satunya dari ikan itu"

Tora tersenyum "Setengah dari penonton filmku adalah anak fakultasku sendiri, sebagian dari mereka membawa teman dan keluarga. Aku melihat mereka semua Nema, mereka hanya menonton karena teman mereka bermain disana. Hanya kau yang menonton karena kemauanmu sendiri" Tora mengayuh ke tepian.

"Putarkan saja lagi filmnya, mungkin kau dapatkan cinta yang kau mau"

"Kemarin aku kesini, setelah kita bertemu" Ucap Tora.

"Aku minta ke ikan-ikannya untuk tidak muncul bila kau bukan orangnya, tapi mereka muncul hari ini Neyma. Mungkin kau orangnya" Tora menoleh ke arahku dengan mata yang penuh harap "Orang yang dikirim ikan disini untuk mencintaiku"

Aku mengalihkan wajah "Kau tidak mungkin percaya ikan ini benar-benar ajaib kan"

"Kau percaya?"

"Lalu apa? maksudmu aku adalah cinta yang dikirimkan ikan-ikan ini kepadamu begitu?"

Tora berhenti mengayuh dan mendekat "Aku tidak pernah merasakan cinta dalam hidupku Nema, tidak pernah" dia menggeleng "Melihatnya saja tidak pernah, apalagi merasakannya. Cinta pertama yang kulihat adalah dari matamu saat melihat filmku. Aku mungkin salah tebak tapi, aku percaya dengan ikan-ikan ini. Kau bisa membenciku kalau aku menjijikan tapi, aku hanya mengikuti petunjuk dari keajaiban"

Ikan Ajaib dan Danau Tora ( Umber )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang