Aku makan malam di rumah dengan Kak Saras. Awalnya aku lumayan takut, tapi akhirnya aku beranikan diri untuk minta izin ke Kak Saras untuk jalan-jalan dengan Tora. Aku sebagai anak yang jarang jalan-jalan selain dengan Bram lumayan canggung untuk minta izin terlebih dulu begini. Tora tidak bilang apa-apa selain pasar malam kepadaku.
"Kak, besok aku boleh ke pasar malam? diajak temen"
"Tumben?" tanya Kak Saras.
"Mungkin sekitaran jam 7 sampai jam 10an"
"Kamu tadi berangkat ke kampus subuh banget Ma, baru pulang sore dan besok udah mau jalan-jalan lagi?"
"Aku butuh hiburan besok jumat juga kan, sabtu gak kuliah, aku janji gak bakalan buat masalah. Aku bakalan pulang sebelum jam 12 malem. Sumpah"
Kak Saras berpikir sejenak sambil merapikan makanan di meja.
"Aku mohon ya kak. Aku mau tahu rasanya jalan-jalan. Mumpung aku ada temen yang mau boncengin, jadi aku gak perlu keluar uang untuk transport"
"Sama siapa?"
"Temen, namanya Tora, dia anak baik-baik kok. Dia gak gak ngerokok, dia gak main cewe, dia gak judi" Bujukku.
"Artinya kakak besok malem sendirian dong dirumah?"
"Pleaseeee" Aku memeluk Kak Saras.
"Kamu tahu nomor telepon rumah kan, kalau ada apa-apa hubungin kakak ya. Hati-hati, jangan sampe bergaul sama anak yang nakal. Ini kota, bukan desa kita, kenakalan disini lebih dari yang mampu kita pahamin Ma" Kak Saras mengangguk lembut.
Dia mengusap rambutku dan aku menjadi sedih. Kalau seandainya Kak Saras tahu adiknya ini adalah gay pasti dia sangat sedih. Apalagi mengingat Bram yang menjadikanku budak sex, apa yang akan dilakukan Kak Saras kalau dia tahu? sudahlah, jangan pikirkan Bram, dia sedang liburan sekarang
//BESOKNYA
Ketenangan
Itu yang kurasakan waktu ada diatas motor bersama Tora. Ku peluk dia dari belakang dan membiarkan aroma parfum di lehernya terbawa angin masuk ke hidungku. Jaket hitam yang dia pakai, celana jeans yang kenakan, membuatnya tampak gagah dan aku semakin ingin memilikinya. Bisa kulihat dia sedikit rapi hari ini, lebih tampan dan gagah, dalam keadaan berantakan saja dia sudah tampan, apalagi saat rapi begini. Dia memang tidak segagah Bram, tapi aura yang Tora berikan adalah Aura pahlawan, pria yang baik, kuat, dan kreatif.
Seperti biasa, aku sama sekali tidak akan menyangka hal acak apa yang sudah dia rencanakan. Kami berhenti sebentar untuk mengisi bensin dan Tora menyapa penjual bensin tu. Kami singgah sebentar ke toko untuk membeli makanan ringan, lalu Tora memberikan makanan ringan itu ke anak-anak miskin di pinggir jalan. Dia memberikan uang ke anak-anak itu, dia bermain sebentar dengan mereka sambil mengajari anak-anak itu berhitung sampai 10.
"Kau sebaik ini atau pencitraan didepanku saja?"
Tora menoleh dan tersenyum "Pencitraan" jawabnya.
"Masa?"
"Umai kesini dong" Tora memanggil salah satu anak jalanan "Ini teman kakak, tebak makanann kesukaannya apa?"
Anak itu melihatku dan menebak "Nasi uduk?"
Tora menoleh dan aku mengangguk pelan. Umai berlari dengan senang.
"Kau tidak suka nasi uduk kan?" tanya Tora.
"Ya mana bisa aku bilang ke anak itu kalau tebakannya salah, nanti dia sedih" jawabku "Tapi emang kau kenal semua orang di kota ini"
Tora mengikat rambutnya "mmm Tunggu biar ku ingat-ingat. Itu penjual kerupuk itu namanya Bu Siti, ada gedung besar disana itu pemiliknya Pak Goma, nama Satpamnya pak Bob, Pak Bob nama istrinya Mbak Titi, anaknya 3 : Lilu, Yuni, sama Hardi. Trus Pak Bob itu pernah kecelakaan, ditabrak karyawan, namanya Dono "

KAMU SEDANG MEMBACA
Ikan Ajaib dan Danau Tora ( Umber )
RomanceBL17+ Ini terjadi 30 tahun yang lalu. Awal 1990an saat Neyma, seorang pria pencinta film bertemu dengan 3 pria. Tora si pembuat film, Freddy si bule tampan, dan Bram pria kaya pemilik bioskop. Di tahun ini tidak mudah bagi Neyma, mencintai pria lain...