Six

4.7K 424 65
                                    

Happy Reading!!
....


















Sore hari ini hujan mengguyur kota Seoul dengan deras nya. Banyak aktifitas yang terhenti karena hujan tersebut. Tak biasanya hujan turun do sore hari dan berjam jam seperti ini.

Chenle menghela nafas gusar di depan jendela kamar nya, ia memperhatikan hujan yang terus mengguyur kota seperti tak ada niat untuk mereda. Jisung belum pulang. Itu yang membuat nya resah dan khawatir. Hujan deras membuat jalanan menjadi licin dan susah untuk di pandang.

Chenle hanya merasa khawatir pada pemuda jangkung itu, andaikan ia meminta nomor telepon Jisung, sudah sedari tadi ia menelpon. Sebernarnya Chenle sudah pernah meminta nomor Jisung, hanya saja Jisung langsung mengganti nomor nya.

"Oh ya! Logan hyung juga masih di kampus kan. Bego banget gue"

Chenle segera mendial nomor kakak sepupu nya itu sambal menggigit jari. Telepon pertama tak di angkat, baru di telepon kedua Logan mengangkat telepon nya. Chenle bernafas lega.

"Halo Chenle, ada apa??"

"Hyung masih di kampus? apa Jisung hyung juga bersama mu?"

Chenle mengeriyit ketika tak mendapatkan balasan apapun dari seberang telepon. Hanya terdengar suara hujan dan petir yang sesekali menyambar. Ini juga yang membuat Chenle resah, kenapa setiap hujan deras selalu di sertai petir?? dirinya takut. Untung tidak malam hari, jika begitu sudah di pastikan Chenle akan menangis dan memojokkan diri di kamar.

"Hyung? Logan hyung? kau masih di sana?"

"Ah iya. Kami berbeda Fakultas Chenle, hyung tidak tau. Kau sudah mencoba menelpon nya?"

"Tidak punya nomor nya"

"Memang kau ada urusan apa dengan nya?"

Chenle menggeleng kecil, padahal Logan tak melihat nya. "Aku hanya mengkhawatirkan nya hyung"

Lagi lagi Chenle tak mendengar suara Logan atau bahkan hembusan nafas pria itu.

"Kau tidak mengkhawatirkan aku?"

Kini gantian Chenle yang terdiam. Kenapa seakan akan Logan cemburu?? Dirinya bukan orang bodoh yang tidak peka.

"Tentu saja. Hyung cepatlah pulang! Hati hati!!!"

Tut.


Chenle melempar handphone nya ke kasur lalu ikut merebahkan diri nya. Chenle membuka liontin kalung yang ia kenakan, sebuah foto usang dirinya dan Jisung. Hanya foto Jisung yang kesusahan menggendong Chenle ketika Chenle berumur 1 tahun. Keduanya masih terlihat menggemaskan di foto itu. Dan hanya itu satu satu nya foto yang dirinya dan Jisung miliki, sebelum Jisung mulai bersikap dingin padanya.

"Semoga kau baik baik saja hyung. Aku mencintaimu." lirih Chenle.

Chenle tertawa miris. Hanya karena seorang Jung Jisung. Ia kini terlihat lemah, dan seolah bertekuk lutut karena cinta.

"Cinta memang membuat seseorang menjadi lemah"

Chenle menutup kembali liontin nya. Ia kemudian bangkit dan duduk di kursi belajar, lalu membuka laptop dan jari jari nya mulai menari di keyboard. Entah apa yang Chenle lakukan, intinya menyibukkan diri agar terlepas dari bayang bayang Jisung.

Jisung sendiri kini tengah terjebak hujan, ia sudah menyelesaikan matkul terakhir nya di sore hari yang buruk ini dan akan pulang. Bodoh nya hari ini ia membawa motor dan bukannya mobil. Cukup sial memang.

The Feels S3 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang