Chapter 8

29.5K 2K 12
                                    

Happy reading!!!🧡

.............................

" TUAN PUTRI YANG CAN-"

PLAKK

" Aww"

Tamparan itu lumayan keras sampai kepala Clara menoleh ke arah kanan Clara benar-benar kaget menatap orang yang telah menamparnya adalah Galvin, Areksa kira pria yang tidak lain Abang dari pemilik raga ini hanya bermain dengan kata-kata kasar dan kotornya terhadap Clara, tetapi ternyata kekerasan fisik juga, jiwa Areksa benar-benar marah baru kali ini ia mendapatkan tamparan dari seorang Abang padahal itu abangnya Clara tetapi rasa ngilu di dada ikut Areksa rasakan

" UDAH MUASIN BERAPA OM-OM LO DILUAR SANA SAMPE DIANTERIN DEPAN RUMAH, MALU-MALUIN KELUARGA AJA LO HAMA SIALAN" ucap pria sialan itu

Tangan Clara mengepal, matanya menghunus tajam, benar-benar tidak ada toleransi untuk pria di hadapannya ini, " karna gue bukan Clara" batinnya

Clara memegang pipinya lalu terkekeh

" Berani banget Lo nampar gue dan ngebentak gue kaya gitu, kalo bisa sebelum ngomong itu dipikir dulu pake otak, punya kan Lo?? Lo mikir masa gue ngejalang pake baju tidur mana Frozen lagi gak aestetik banget, lagian punya bukti apa kalo gue keluar buat muasin om om??" Ucap Clara masih dengan leluconnya

Galvin jingga dan Gelvan benar-benar tercengang kaget tidak biasanya Clara menjawab semua omongan yang dilontarkan oleh abangnya, biasanya dia hanya akan tersenyum lalu pergi kekamar

" Jangan panggil gue Abang gue gak Sudi punya adik murahan kaya Lo, dan gue gak perlu bukti karna dari tingkah laku Lo itu udah ngeliatin sejalang apa lo" ucap Galvin membuang semua pikiran-pikiran tentang perubahan adiknya itu

" Hahahhaha, pria mana yang mampu bayar jalang kaya gue??" ucap Clara dengan tawa meledek persetanan dengan sopan santun untuk jelmaan setan di hadapannya itu

" Siapa yang mampu bayar seorang berlian JEROS?? Bahkan nyawa sekalipun belum tentu bisa membayarnya " batin Clara dengan mata yang menghunus dan bibir yang memperlihatkan senyum smirk nya

" Dan sesuai yang Lo minta mulai detik ini gue gak akan panggil Lo dengan embel-embel Abang, anggap aja kalo kita cuman orang asing yang tinggal di bawah atap yang sama, tidak memiliki hubungan apa-apa bahkan darah sekalipun, kita tidak saling kenal, OKE GALVIN???" sambung Clara, Abang macam apa pria di hadapannya ini?? Berani melukai, menghina dan memfitnah adiknya, ingat jika Areksa lebih menyukai air mata dari pada darah?? Penyesalan itu lebih baik menurut Areksa

Galvin terdiam seperti ada sesuatu hal yang salah, apa seharusnya dia tidak mengatakan itu tadi?? Padahal ia sendiri yang meminta Clara untuk tidak memanggilnya Abang/ bahkan untuk menganggapnya Abang!!!

Lalu tatapan Clara berpaling pada seseorang yang sedari tadi hanya diam seperti tidak ada niatan untuk membela

" Bang Gelvan ternyata sama aja" ucapnya dengan mata yang sendu lalu berbalik pergi meninggalkan mereka yang masih dengan ke terdiaman nya, Gelvan menatap punggung Clara dengan raut wajah yang sulit diartikan, apa yang Gelvan pikirkan, baru saja tadi dia dan adiknya terlihat akur?

Di dalam kamar Clara

" Papah udah mengurus semuanya sayang"

" Makasih pah"

" sama-sama sayang, papah tutup dulu telepon nya ya"

Tut..

" Jalani Areksa ini sangat mudah bukan?? Selesaikan semua masalah Clara dan kamu bisa kembali ke ragamu...mungkin!!" Areksa menarik napas panjang, lalu merebahkan tubuhnya di atas ranjang menatap langit-langit kamar kemudian dia terlelap tanpa sadar air matanya menetes

TRANSMIGRASI QUEEN JEROSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang