Chapter 13

26.1K 1.7K 18
                                    

Happy reading!!!🖤

Jangan lupa vote dan komen sebanyak-banyaknya 🥰

..........................

Gelvan membawa Clara ke taman

" Duduk" titah Gelvan, Clara menurut dan langsung duduk di kursi yang ada di taman, di bawah pohon rindang di samping mansion Anderson

" Kamu bolos sama siapa??" Tanya Gelvan

" Sama,,,sama!!, Abang janji dulu sama Ara Abang jangan marah sama dia, dia sama sekali gak salah orang Ara sendiri yang mau bolos"

" Siapa??"

" Keynard, Ara tadi bolos sama dia"

" Kemana??dia gak macem-macem kan sama kamu??" Tanya Gelvan lembut, menjaga setiap nada yang ia lontarkan

" Abang jangan berpikiran buruk ya, Ara sama dia gak macem-macem kok, tadi dia cuman ngajak Ara ke basecamp Region setelah itu Ara langsung pulang suerr" ucap aras seraya mengangkat tangannya dan melipat jemarinya sehingga membentuk huruf V, taehyung l love you.🤪

" Kamu lagi Deket sama dia?? Kamu suka sama dia??" Tanya Gelvan

" Apaan si Abang kok jadi ngebahas kesana, ya kagaklah orang kita aja baru kenal, Ara gak ada rasa apa-apa sama dia" jawab Clara

" Abang gak mau kalo kamu sakit hati lagi Ara"

" Abangggg" Clara memeluk Gelvan

" Ara belum kepikiran buat cari cowok lagi, luka butuh waktu untuk sembuh bukan??", Ini dunia Clara untuk masalah pria itu tidak ada urusan dengannya, hati dalam raga ini milik si pengisi jiwa, lagi pula jika dia mencintai seorang pria atau ada pria yang mencintai ya, memangnya pria itu akan mengenalnya sebagai siapa?? Pastinya wajah si pemilik raga bukan??. Bukan Areksa.

" Abang mau yang terbaik buat kamu,,,cup" Gelvan mencium kening Clara, Gelvan takut Clara kembali seperti dulu, karena hatinya yang terluka dia menjadi wanita yang egois dan menghalalkan segala cara untuk mendapatkan yang ia inginkan dan tidak segan melukai orang lain

Hati Clara menghangat, tapi tidak sepenuhnya karena masih banyak beban yang harus dia selesaikan, masih ada masalah yang masih berbentuk teka-teki yang harus di pecahkan, dia tidak tahu harus memulai nya dari mana, jadi untuk sekarang Areksa akan menjalaninya dahulu sambil mengumpulkan setiap fuzzle yang berserakan menjadi sebuah cerita/gambaran yang jelas, jika dengan ingatan Clara mungkin akan mempermudah dia untuk melangkah mengambil jalan yang pasti tetapi ingatan itu belum juga kunjung datang dia masih bergantung pada informasi yang entah benar atau salah

Tapi dia akan menyelesaikannya secepat mungkin karena dia ingin kembali, dia selalu merasa ingin pulang padahal dia sudah berada di rumah, hanya saja itu rumahnya Clara, bukan pulang itu yang ia maksud.

//

Di ruang serba putih seorang wanita sedang berhadapan dengan seorang pria memakai jas putih

" Bagaimana dok??"

" Maafkan saya, tapi saya harus mengatakan ini,,,, kondisi Anda semakin memburuk, kita akan mencoba kemo" Dokter itu benar-benar berat mengatakan itu

" Kemo?? Bahkan Anda pun baru saja bilang bahwa kondisi saya semakin memburuk" sahut gadis itu

" Setidaknya kita berusaha dulu, masih ada harapan" ucap dokter itu

" Saya tahu Anda sedang berbohong, Anda bilang masih ada harapan hanya agar pasien Anda tidak bersedih dan menyerah dengan kehidupannya bukan??, tapi sayangnya cita-cita saya menjadi seorang dokter seperti Anda dan sekarang saya menguasa Materi dan pengetahuan tentang penyakit termasuk Leukimia, jadi saya tahu kalau sebenarnya umur saya sudah tidak panjang bukan??" dokter itu terdiam tanpa suara, dia lupa dengan siapa dia berbicara

Wanita itu terkekeh " Kesunyian dokter berarti menandakan yang saya tuturkan tadi benar"

" Maaf" hanya kata itu yang bisa dokter itu katakan

" Menurut dokter berapa lama lagi saya bisa bertahan??" dokter itu terdiam mulutnya kelu untuk menjawab

" Pasien Anda sedang bertanya Anda tidak ingin menjawabnya dokter??

" Waktu Anda tidak lama lagi,___ apa Anda yakin tidak ingin memberi tahu orang-orang terdekat Anda??" tanya dokter itu

" Kakak pasti tahu apa jawabanku" dokter itu terdiam menahan sesak di dadanya

" Saya ada pasien lain, maaf saya harus meninggalkan Anda, Permisi" ucap dokter itu, dia tidak bisa menahan air matanya, dia sendiri terpuruk karena pasiennya adalah seseorang yang sudah ia anggap sebagai adiknya sendiri selama ini, bahkan kakinya seperti tak bertulang untuk melangkah saja lemas rasanya

Dokter Berjalan masuk ke salah satu ruangan seperti yang ia katakan tadi bahwa dia ada pasien lain itu benar adanya bukan hanya sebuah alasan saja untuk menyembunyikan air matanya

" Maaf membuat Anda menunggu lama" ucap dokter itu dengan tangan yang terus menghapus ujung matanya

" Tidak papa, saya baru saja tiba,,,Apa, dokter baik-baik saja??" pasien wanita itu melihat mata dokter itu sembab

" Saya baik-baik saja, jadi apa tujuan Anda menemui saya di luar jadwal kemo??" tanya dokter itu menatap mata pasien di hadapannya

" Saya tidak boleh menemui Anda selain jadwal kemo?? Anda sangat jahat" ucap gadis itu

" Karena ini bukan diri Anda, Anda menemui saya pasti ada yang ingin Anda sampaikan"

" haha Anda sepertinya mengenal saya lebih baik dari pada diri saya sendiri "

" Jadi apa tujuan Anda menemui saya??" tanya sang dokter

" Saya akan berhenti dari kemo" lagi-lagi dokter itu harus terdiam dengan ucapan pasiennya, sebelum berani mengeluarkan kata-kata

" Kenapa?? Kenapa Kamu mau berhenti" serangan yang bertubi-tubi batinnya

" Penyakit aku semakin parah kan kak?? Bahkan sudah tidak bisa sembuh dengan kemo, jadi aku hanya akan menikmati waktu itu, waktu sebelum aku menemui ajalku" ucap gadis itu tanpa melepas senyum

Deg

Berat sangat berat ada di posisinya sekarang, dalam waktu dekat dia akan kehilangan dua orang yang dia sayang sekaligus, orang-orang yang sudah ia anggap adiknya sendiri padahal dia sudah menyiapkan hatinya dari jauh-jauh hari, karena dia tahu waktu itu akan tiba, dia tahu ke2 adiknya itu akan meninggalkannya, karena penyakit yang mereka derita semakin memburuk, tetapi ternyata dia tidak sekuat itu, dia tetap tidak bisa menerima kenyataan, dokter ini selalu merutuki dirinya sendiri karena tidak berhasil menyelamatkan orang yang dia sayang, di hadapan gadis yang memanggilnya kakak itu, dia tidak lagi bisa menahan air mata yang berusaha ia bendung itu

" Makasih, sudah memperlakukan aku seperti adik kakak sendiri, aku harap kakak gak lupain aku nanti, aku permisi" ucap wanita itu dengan senyuman, tapi pipinya basah dengan air mata, lalu keluar dari sana dengan isakkan, dia tidak tahan melihat air mata kakaknya, apalagi jika sahabatnya tahu, dia tidak akan mampu melihat air mata sahabatnya, oleh karena itu dia menyembunyikan penyakitnya dari mereka, hanya dia dan dokter yang tahu.

" Aku harus membuat banyak kenangan dulu bersama mereka sebelum aku pergi!!"

Ke 2 pasien dokter itu ternyata tidak saling tahu tentang penyakit satu sama lain, karena mereka memang menyembunyikan rapat-rapat

.....................

*
*

T R A N M I G R A S I

Q

U

E

E

N

J E R O S......................

*
*
.....................

Jangan lupa vote dan tinggalin komen sebanyak-banyaknya ya, MAKASIHHHH🥰

TRANSMIGRASI QUEEN JEROSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang