-Setiap orang punya perasaan berbeda-beda, ada yang terbalas dan ada juga yang friendzone sama temen sekelas-
.
.
.
.Siswa siswi kelas 12 MIPA 2 berbondong-bondong melewati koridor lantai satu. Mereka akan melakukan olahraga di gor sekolah, sebab hari ini mereka akan melakukan praktek pengambilan nilai. Seanga berjalan bersama Gibrel, di depannya ada Glea dan Ananta.
Dalam diri Seanga ingin mengungkapkan sesuatu. "Ini warnanya nggak bisa diganti jadi lebih bagus, baju olahraga warnanya oren kuning." Seanga memperhatikan dirinya. Seragam olahraga sekolahnya memang berbeda-beda setiap angkatannya. Selagi tidak mendapatkan warna merah jambu Seanga masih bisa menerima.
"Berkilau nggak tu," ujar Gibrel menarik baju olahraga milik Seanga.
"Kepanasan!"
Ananta dan Glea saling diam. Tiba-tiba saja Seanga menyela di antara keduanya menyebabkan Ananta hampir terdorong masuk ke kelas lain.
"Seanga sialan," reflek Ananta ketika tersenggol.
"Ga!" Glea memasang wajah kesal. "Bisa pelan-pelan nggak sih?"
Seanga tersenyum. "Maaf, btw sepeda gue udah diperbaiki." Katanya memberitahu Glea padahal sebenarnya itu bukan hal penting.
"Nggak ada yang tanya," kata Glea lirih. "Lagi pula ngapain harus nyela-nyela barisan orang? Udah bener berdua sama Gibrel."
"Ngeselin emang," seru Gibrel tetapi ia membiarkan.
"Gue pengen ngobrol sama lo,"
"Kalau nggak penting, nggak usah." Glea menolak secara langsung.
"Sekali aja, lo kayaknya punya dendam pribadi sama gue." Mengatakannya karena mendengarkan balasan Glea yang seakan punya masalah besar dengan dirinya.
"Ya lo nyebelin, tapi nanti selesai olahraga." Glea menjawabnya santai. "Gue juga pengen ngomong sama lo,"
Seanga mengabaikan.
"Ga!"
Pandangan Seanga membuyar. "Iya, sayang." Jawabnya menatap gadis di sampingnya.
"Aga!" Glea menginjak sepatu Seanga. Cowok itu pun meringis kesakitan mengangkat satu kakinya.
"Kan, kena." Gibrel ikut-ikutan.
Kini Ananta berpindah mendekati Seanga lalu bergantian menyenggol hingga membuat Seanga terpental keluar barisan. Kakinya mengenai pot tanaman yang berjejer, sehingga pot tersebut ambruk.
"Sialan!"
Melihatnya di depan mata Gibrel langsung menepuk mukanya. "Masalah apa lagi ini, bertubi-tubi sekali." Ia menghampiri temannya lalu membantu berdiri.
"Siapa sih yang naruh-naruh pot disini," selepas berdiri Seanga menendang pot yang sudah ambruk tadi.
"Saya," suara itu sontak membuat Seanga tambah menendangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEANGA : fall in love with you
RomanceTerjebak friendzone dengan teman sekelas merupakan hal yang menyenangkan bagi seseorang seperti Seanga. Namun, tidak dengan Glea, ia harus menguatkan mental dan kesabaran setiap harinya menghadapi Seanga. Pertemuannya dengan gadis bernama Glea memb...