So, enjoy every storyline.
HAPPY READING!
.
.
.
.
Corridor lantai satu sekolah masih terlihat sepi sepertinya, Seanga berangkat terlalu pagi. Pandangannya tak beralih saat melihat seorang berjalan tak jauh di depannya membawa tas ransel berwarna hijau tosca. Ditambah dengan rambut yang selalu dikepang satu."Woi!" Seanga berteriak. Tetapi setelah di tunggu seseorang itu tidak berhenti malah semakin mempercepat langkahnya. "Jangan-jangan, Glea masih marah sama gue. Mampus lo Seanga, sekarang cewek yang lo suka marah sama diri lo sendiri." Kata dirinya.
"Gue harus cari cara supaya Glea maafin gue." Seanga berjalan ke arah tiang dan menyenderkan tubuhnya sambil berdiri dan berpikir. "Kasih sesuatu, tapi kayaknya bakal di buang." Sudah berpengalaman Seanga tak ingin mengulangi untuk kedua kalinya.
"Cari Gibrel." Ucapnya karena merasa sudah tidak sanggup memikirkan dan kehabisan ide. "Dia kan teman dari zaman dahulu, pasti mau bantu gue. Apa lagi disaat Seanga yang malang ini sedang kesusahan."
Setelah itu ia membuang muka. "Lebay banget lo, Ga."
Kemudian berjalan santai sembari mencari Gibrel dan Leo. Baru lima langkah Seanga berjalan Gibrel dan Leo muncul.
"Eh, Kak Aga." Sapa Gibrel saat melihat Seanga.
"Gue butuh bantuan lo." Ujar Seanga.
"Lo nggak butuh gue?" Leo bertanya pada Seanga sebab merasa bahwa hanya Gibrel yang paling dibutuhkan.
"Nggak dulu, nanti kalau butuh banget, baru lo ikut." Balas Seanga merangkul Gibrel. "Ayo teman!"
"Gue gimana?" tanya Leo lagi.
"Ikut bego," seru Gibrel.
"Tadi katanya, nggak jelas lo berdua."
Tangan Gibrel dan Seanga sama-sama geram ingin meremas raut wajah Leo yang seakan-akan tidak paham maksud dari kedua temannya. Leo berjalan di belakang Seanga dan Gibrel mengikuti setiap langkah.
"Woi!" lagi-lagi Seanga berteriak saat melihat Glea berada di tangga. "Gle," panggilnya.
Glea sempat menoleh namun ketika mendapati wajah Seanga dirinya kemudian berjalan saja. "Gue marah sama lo!"
"Galak banget,"
"Suka-suka gue, kalau lo nggak suka-"
"Gue suka kok."
Bibir Glea langsung tidak bisa berkata-kata saat Seanga mengucapkan kata tersebut. Ia menghentikan langkah saat ingin menaiki tangga ketiga. Sial! Kini Glea seperti terjebak dalam perangkap yang dibuatnya. Perihal ingin menjauh dari Seanga satu hari saja tetapi cowok itu malah membuat Glea merasa tidak bisa jauh. Seperti keduanya sudah harus setiap hari wajib bertemu.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEANGA : fall in love with you
RomansaTerjebak friendzone dengan teman sekelas merupakan hal yang menyenangkan bagi seseorang seperti Seanga. Namun, tidak dengan Glea, ia harus menguatkan mental dan kesabaran setiap harinya menghadapi Seanga. Pertemuannya dengan gadis bernama Glea memb...