HAPPY READING!
"Sebenernya dia itu siapa?"
"Jelas-jelas dia orang lo masih aja tanya." Jawaban judes dari Seanga.
"Maksud gue siapa lo?"
Kedua pundak Seanga terangkat. "Orang biasa yang sedang terluka."
Gibrel membuang pandangan. "Itu lo!"
Seanga merebahkan diri di atas kasur sambil bermain ponsel. Ucapan yang di lontarkan Gibrel sejak tadi hanya masuk telinga kanan keluar telinga kiri. Kadang dijawab semaunya dan seenaknya. Masalah itu menurut dirinya tidak terlalu berpengaruh sebab Seanga juga tidak mengerti paham tentang sagara.
Tidak ada hentinya bertanya dikarenakan belum mendapat jawaban, Gibrel terus mencecar Seanga dengan beberapa pertanyaan. "Gue itu serius tanya sama lo,"
"Jadi tujuan lo ke rumah gue cuma buat tanya tentang Sagara?" Seanga menyela pembicaraan. "Kalau gitu gue tanya dulu sama lo, dari mana lo mengkaitkan gue sama dia?"
Gibrel sempat terdiam sejenak. "Nama lo,"
"Ha?" Seanga kaget. "Cuma masalah nama aja? Gib, nggak mungkin dia aja yang namanya ada kesamaan sama nama gue." Ia tidak percaya bahwa Gibrel mengaitkan ia dan Sagara mempunyai hubungan persaudaraan hanya nama mereka memiliki kesamaan.
Langkah kakinya menuju ke sofa. "Masalahnya nggak cuma gue yang ngerasa, Leo sama Stella juga." Lalu merebahkan tubuh sambil memeluk bantal. "Kan aneh aja, lo nggak pernah cerita sama gue, tiba-tiba gue tau lo punya saudara. Maka dari itu gue tanya sama lo langsung apa bener lo sama Sagara saudaraan?"
Seusai Gibrel berbicara Seanga tidak menyaut. Di ruangan itu hanya ada suara tv yang menyala.
"Nah, lo aja nggak jawab." Kata Gibrel karena Seanga diam.
"Gue nggak tau, Gib. Kalau gue nggak ngerasa, tapi nggak tau kalau dia. Yang jelas Papa gue juga nggak pernah cerita kalau gue punya saudara."
Sepetinya Gibrel masih penasaran akan hal tersebut tetapi kata Seanga, dirinya tidak merasa mempunyai saudara. Gibrel juga masih kurang akan jawaban Seanga apa benar yang diucapkan Seanga atau memang temannya itu tidak mau mengatakan. Kemudian keduanya menyudahi obrolan tersebut sebab sama saja Gibrel terus bertanya, namun Seanga menjawab dengan jawaban yang sama.
"Glea gimana?" Gibrel menanyakan Glea yang juga akhir-akhir ini jarang bersama dengannya.
Seanga bangkit lalu berjalan menuju rak meja bawah tv mengambil dua stick game dan melemparkannya satu ke Gibrel yang berada di sofa. "Dari pada pertanyaan lo buat gue tambah pusing dan banyak-banyakin masalah mending lo kalahin gue." Katanya menantang Gibrel untuk bermain game.
Memang sejak datang ke rumah Seanga tadi Gibrel langsung bertanya banyak hal mengenai Sagara. Seanga sudah malas untuk menjawabnya karena pikirannya tidak sedang baik-baik saja. Belum mengenai masalah olimpiadenya yang sudah dekat.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEANGA : fall in love with you
RomanceTerjebak friendzone dengan teman sekelas merupakan hal yang menyenangkan bagi seseorang seperti Seanga. Namun, tidak dengan Glea, ia harus menguatkan mental dan kesabaran setiap harinya menghadapi Seanga. Pertemuannya dengan gadis bernama Glea memb...