Selamat Membaca!!
.
.
.Komplek perumahan yang biasanya sepi saat ini tetap sepi dan tenang, salah satunya rumah Gibrel. Malam ini Seanga dan ketiga temannya berada di rumah Gibrel untuk bermain. Tujuannya tak jelas tetapi sebenarnya sebagai pembuka masuknya Ananta dalam pertemanan ketiganya.
Kini mereka menjadi berempat karena Seanga memutuskan Ananta menjadi temannya. Tidak berfaedah tapi sepertinya akan menyenangkan. Awalnya Ananta menolak sebab acaranya tidak jelas. Namun, karena Seanga membujuknya hingga mau.
"Gibrel, gibrel!" Seanga berteriak di depan pintu. "Gibrel!" terus memanggil Gibrel sebab sejak tadi tak di bukakan pintu. Kemudian Seanga mengintip pada jendela yang berada di teras. " Emang rumahnya nggak layak dihuni." Ucapnya ketika melihat dalam rumah tersebut gelap. "Misi," berganti mengetuk kaca jendela. Seanga mulai ketakutan sekeliling rumah tersebut terasa sepi.
"Tinggal masuk juga pakai teriak-teriak," Gibrel membuka pintu dan langsung menatap ke Seanga yang tersenyum lebar. Belum dipersilahkan cowok tersebut masuk. "Untung gue bukan saudaranya," ungkap Gibrel sambil menutup kembali pintu rumahnya.
Leo melambaikan tangan ke Seanga sementara Ananta duduk di sampingnya terdiam. "Ngomong apa gitu," Leo menyenggol Ananta. Ananta mengangguk.
"Di suruh ngomong malah nganguk," gumam Leo melihat Ananta.
Ananta menatap Leo. "Gue laper," sembari memegangi perut. "Rumah lo nggak ada makanan, Gib?" keluhnya bertanya.
Seanga melempar jaket ke sofa lalu merebahkan tubuhnya. "Huh,"
"Lo kenapa, Ga?" tanya Gibrel. "Belum selesai juga yang kemarin? Atau masih tentang Glea? Kenapa nggak diselesaiin dulu, kalau gini kan lo berarti belum bebas dari masalah kemarin?" seperti itulah Gibrel selalu peduli dengan Seanga. Terkadang masalah Seanga juga bisa menjadi masalah Gibrel. "Coba cerita sama gue gimana perkembangannya?"
"Perkembangan, lo pikir pelajaran biologi?" sela Ananta.
Gibrel mencoba sabar. "Maksud gue, apa sih bahasa lainnya," ia memejamkan mata untuk berpikir. "Jalan masalahnya,"
"Ribet lo semua!" tegas Seanga. "Yang punya masalah kan gue, kenapa jadi lo yang ribet, jangan buat gue tambah pusing."
Mereka bertiga bungkam sibuk dengan ponsel masing-masing tetapi ada juga yang melamun, salah satunya Seanga. Rencana sebelumnya mereka akan bersenang-senang namun sekarang malah sibuk dengan keadaannya masing-masing.
"Waduh, gawat Gib." Leo menepuk jidat. Semua menatap ke arahnya. Gibrel menaikkan alisnya. "Gue lupa, gue laper makannya tadi gue mau buat mie." Ucap ia menurunkan nada bicara. "Hehe,"
"Sialan lo!" umpat Seanga sedikit emosi. "Ya udah sana lo ajak Ananta, sekalian masak buat gue sama Gibrel." Suruhnya. "Jangan lupa kasih cabe yang banyak."
KAMU SEDANG MEMBACA
SEANGA : fall in love with you
RomansaTerjebak friendzone dengan teman sekelas merupakan hal yang menyenangkan bagi seseorang seperti Seanga. Namun, tidak dengan Glea, ia harus menguatkan mental dan kesabaran setiap harinya menghadapi Seanga. Pertemuannya dengan gadis bernama Glea memb...