SELAMAT MEMBACA
"Seanga kalah!" suara itu terdengar keras di depan kelas. "Seanga foto," Gibrel menjatuhkan tubuhnya di lantai. Lalu disusul oleh Leo, mereka berdua menerima taruhan dari Seanga.Awalnya Seanga berlari terlebih dahulu tetapi saat berada di belokan depan perpustakaan dirinya dikejutkan dengan seseorang yang hampir menabraknya, ia pun terpaksa berhenti. Leo dan Gibrel mendahuluinya karena langkah kaki Seanga sudah melemah gara-gara hampir menabrak ia harus menerima kekalahan.
"Wajib sih," ucap Gibrel.
Ucapan Seanga benar-benar harus dipertanggung jawabkan. Dirinya kalah dari Leo dan Gibrel, siapa sangka Seanga berlari lebih dahulu tapi dirinya yang malah tertinggal dan akhirnya harus kalah. Kini berada di kelas Seanga meratapi nasibnya yang harus berfoto dengan adik kelas dengan siapa dirinya harus meminta foto dan bagaimana cara memintanya, sungguh cowok seperti Seanga tak berani mengungkapkannya.
"Besok-besok kalau buat taruhan dipikir dulu," ujar Leo. "Lo nggak percaya kan kalau lo sendiri kalah?"
"Kalau gue sih lebih nggak percaya kalau kita berdua yang menang, padahal yang lari duluan dia." Sambung Gibrel.
"Berisik lo pada, mending kasih tau gue cara ngomongnya daripada lo bawel dan ngomong gue nggak tepatin omongan gue. Kalau lo berdua nggak mau kasih saran gue nggak mau ngelakuin." Seanga beranjak dari mejanya ke meja Glea, lalu seakan-akan mengadu kepada cewek itu. "Lo tau nggak, Gle? Masa mereka nyuruh gue buat foto sama adik kelas,"
Glea mengalihkan pandangan, menatap Gibrel dan Leo yang juga menatap dirinya. Mereka menggelengkan kepala. "Bohong, dia sendiri yang buat ulah." Kata Gibrel tak bersuara.
Wajah Glea mengisyaratkan tak paham dengan apa yang diucapkan Gibrel. "Apa?"
"Seanga buat ulah lagi," ucap Leo.
"Lo berdua kalau ngomong volumenya digedein, telinga gue nggak denger."
Seanga menoleh. "Besok-besok pakai toa." Ketusnya kesal sebab dipaksa untuk bertanggung jawab dengan omongannya.
"Pokoknya istirahat ke dua nanti lo harus foto," tegas Gibrel dan disetujui oleh Leo.
"Terserah lo deh, gue nggak paham sama masalah lo bertiga, terlalu rumit." Glea merasa tak mau mencampuri urusan ketiga cowok yang tidak jelas itu. "Lo urus sendiri nggak usah ajak-ajak gue, stop buat gue setres sama kelakuan lo." Tegas Glea sebelum dirinya keluar kelas.
Ucapan tadi membuat Seanga tersentuh. "Emang selama ini perlakuan gue ke Glea salah ya?"
"Pakai ditanya," sela Leo. "Jelas-jelas," lalu nada bicaranya menurun.
"Gue udah bilang ya sama lo tentang Glea," ucap Gibrel mengingatkan.
"Lo juga," Seanga mendorong Leo. "Nambah-nambah masalah."
KAMU SEDANG MEMBACA
SEANGA : fall in love with you
RomanceTerjebak friendzone dengan teman sekelas merupakan hal yang menyenangkan bagi seseorang seperti Seanga. Namun, tidak dengan Glea, ia harus menguatkan mental dan kesabaran setiap harinya menghadapi Seanga. Pertemuannya dengan gadis bernama Glea memb...