11 : Permulaan

3 2 0
                                    

So, enjoy every storyline

So, enjoy every storyline

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

HAPPY READING!!!

- Kalau itu kemauan aku sendiri akan aku lakuin tapi kalau aku nggak ya nggak -

Seanga tengah berdiam diri di meja belajarnya, memandangi buku pelajaran yang sejak tadi hanya dibuka dan tak berganti halaman. Layar laptopnya juga dibiarkan hidup. "Peluang buat masuk kampus impian buat anak kayak gue ada nggak ya?" Kedua kakinya berada di atas kursi.

"Seanga," suara terdengar dari luar pintu kamar Seanga. Sudah bisa ditebak itu adalah Papanya.

"Masuk." Seanga mempersilahkannya. "Seanga nggak suka kalau Papa maksa," baru saja masuk Afarel langsung disambut dengan ucapan Seanga.

"Tapi ini peluang besar buat kamu, kamu bisa berpikir lagi. Masih ada satu hari besok sebelum mendaftar." Kata Afarel pada Seanga.

Di dalam kamar Seanga percakapan itu terasa dingin sebab Seanga tak banyak menjawab. "Kalau sampai besok Seanga tetap nggak mau, Papa nggak boleh maksa."

"Terserah, tapi yang jelas ini peluang besar buat kamu." Afarel lalu keluar, Seanga segera mengunci pintu kamarnya.

Dipaksa padahal kita sendiri tidak mau melakukannya merupakan hal yang dibenci oleh Seanga. Dalam kepalanya riuh memikirkan banyak hal. "Aaaaaa! Kenapa gue nggak bisa bebas?"

"Mas, malem-malem jangan teriak-teriak."

"Ngopi, Pak." Balas Seanga sambil menganggukkan kepala.

••••

"Tidur terus!"

Seseorang yang merasa tersinggung langsung menggeliat. "Berisik, gentian juga." Balasnya merasa terusik. Semalaman Gibrel tidak tidur, ia harus menjaga benteng pertahanannya agar tidak roboh karena ulah orang yang iseng merusaknya.

Semalam suntuk hingga jam 3 pagi dirinya memandangi layar komputer. Masih untung bertahan sampai jam 3 pagi sebab biasanya jam 1 dirinya sudah ngantuk dan itu menyebabkan benteng pertahanan yang ia buat hancur.

"Tadi malem jaga benteng?" tanya Seanga. "Atau jaga komplek perumahan lo yang serem itu? Nggak lagi ke rumah lo malem-malem naik sepeda." Merasa kapok karena kejadian malam itu Seanga tidak mau mengulanginya lagi.

"Komplek perumahan segede gitu masih kekurangan lampu, perlu gue sumbang?" Komplek perumahan Gibrel memang minim penerangan jalan hanya ada lampu kecil di setiap depan rumah.

"Untung banget jaga benteng samapi jam 3, sampai sekarang masih utuh." Balas Gibrel dengan volume lirih. "Boleh kalau mau nyumbang, beliin sekalian yang terang supaya tetangga gue insecure karena rumah gue paling terang."

"Dibom sekali juga kelar," Seanga sering melakukannya. Gibrel menjaganya semalam suntuk tetapi saat jam-jam tertentu Seanga menyusup untuk mengebom nya alhasil benteng itu hancur. "Yang jadi pertanyaan sakelar rumah lo kuat nggak?"

SEANGA : fall in love with youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang