Peringatan! Terdapat kata-kata kasar dan umpatan. Sebagai pembaca yang bijak maka ambil baiknya saja.
So, enjoy every storyline.
HAPPY READING!
"Papa?"
Seanga melongo kaget. "Hah, papa?" ulangnya menatap Afarel. "Maksudnya?" ia masih tidak paham.
Mereka benar-benar berdiri berjajar di depan pintu. Seanga masih tidak paham apa maksud ucapan Sagara. Afarel pun hanya diam menatap keduanya.
"Seanga, kamu harus masuk ke ruangan karena acara akan segera dimulai." Pak Solehin menghampirinya. "Pak," dan tersenyum ke Afarel sambil berjabat tangan. Begitu pula Afarel.
"Kamu masuk saja, biar Papa yang selesaikan." Ucap Afarel pada Seanga sambil mencoba meyakinkan agar tidak terlalu memikirkan ucapan Sagara. "Kamu fokus sama acara nggak usah dipikirkan ucapan tadi."
"Nggak bisa, Pa!" balas Seanga. "Seanga perlu tau kenapa dia ngomong kayak gitu."
Sedangkan Sagara masih diam belum berbicara apa pun lagi.
"Masuk," perintah Afarel. Namun, Seanga masih berdiri menatap Sagara. "Masuk Seanga!"
Pak Solehin memegangi pundak Seanga dan mengajaknya pergi untuk masuk ke ruangan lomba.
"Kita perlu bicara mengenai hal ini," ucap Afarel.
"Sagara nggak mau bicara banyak, Papa juga sibuk ngurusin Seanga dan kerjaan." Balas Sagara ketika Afarel mengajaknya berbicara di luar gedung. "Sagara cuma mau Seanga tau semuanya, kalau Papa nggak mau cerita Sagara siap."
"Jangan aneh-aneh kamu!" Afarel langsung menjawab. "Tidak perlu, urus saja urusan kamu."
Sagara masih mencoba biasa saja. "Tapi sampai kapan, Pa? Seanga juga perlu tau."
"Papa yang akan cerita,"
"Iya, tapi kapan?" tanya Sagara lagi. "Sampai Papa siap buat cerita?" ia merasa tak percaya jika Papanya akan menceritakan semuanya pada Seanga. "Kalau Papa nggak berani biar Sagara yang ngomong."
"Sudah saya bilang tidak perlu!"
"Ya udah terserah Papa, Sagara udah capek selalu ngomong masalah ini. Kalau nanti Seanga tau sendiri sebelum Papa ngomong berarti jangan salahin Sagara." Ucapan tersebut dilontarkan Sagara sebelum dirinya masuk ke gedung tersebut.
"Tunggu!" Afarel menghentikan langkah Sagara. "Gimana kabar mu? Masih kuliah?" tanyanya.
"Masih." Sagara menjawab dengan irit. Lantas melanjutkan langkah masuk.
Keperluannya di sini hanya untuk mengecek saja mengenai acara tersebut. Sebab Sagara juga terlibat dalam acara itu ia merupakan salah satu panitia. Walaupun hanya sebagai penyalur informasi atau penyebar brosur tapi dirinya juga tetap datang pada waktu acara tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEANGA : fall in love with you
Storie d'amoreTerjebak friendzone dengan teman sekelas merupakan hal yang menyenangkan bagi seseorang seperti Seanga. Namun, tidak dengan Glea, ia harus menguatkan mental dan kesabaran setiap harinya menghadapi Seanga. Pertemuannya dengan gadis bernama Glea memb...