So, enjoy every storyline.
HAPPY READING!
"Jadi lo sekarang gimana?" tanya Leo. "Lo mau tetep kabur gini? Atau balik ke rumah?"
Seanga diam menatap segelas es teh di depannya air di luar gelas itu terus menetes ke bawah. Kemudian ia menggelengkan kepala. "Gue tetep balik ke rumah tapi kapan itu belum tau." Jawabnya. "Masih nggak nyangka aja, ini masalah udah dari dulu tapi kenapa gue baru tau sekarang."
"Mungkin aja nunggu waktu," ucap Gibrel.
"Iya nunggu tapi nggak selama ini juga, kalau mereka cerita lebih awal kan gue nggak akan pergi dari rumah gini."
Leo dan Gibrel bingung harus memberi saran apa lagi pada Seanga. Jika menyarankan untuk segera kembali ke rumah Gibrel takut jika Seanga menganggapnya mengusir. Malah itu tidak akan selesai jika Seanga tidak menyelesaikannya sendiri. Ponselnya bordering di dalam saku celana, saat dilihat Afarel meneleponnya berkali-kali. Melihat Seanga mengacuhkan Gibrel lantas bertanya.
"Siapa?"
"Papa," Seanga menjawab.
Tak lama terdapat panggilan masuk kali ini dari orang yang berbeda, Sagara. "Apa?" tanya Seanga saat mengangkat telepon suaranya lirih.
"Lo kemana sih? Papa dari tadi cariiin lo, lo nggak ada niatan pulang?" Sagara bertanya. "Oke kalau lo marah tapi seenggaknya hargai Papa buat ngomong sama lo."
"Udah deh lo itu nggak tau apa yang gue rasain, jadi nggak usah nasehatin gue." Jawaban Seanga sedikit ngegas. "Kalau lo gue nggak pulang, lo aja yang pulang ke rumah temenin Papa dulu sampai gue balik."
"Ga!" sentak Sagara. "Pulang, kita bisa bicarain masalah ini baik-baik. Lo jangan kayak anak kecil deh kabur-kaburan."
"Bukannya lo dulu juga gitu?" Seanga bertanya balik pada Sagara. "Lo sama gue itu sama."
Mendengar ucapan Seanga sudah aneh dan sedikit emosi Gibrel berinisiatif untuk merebut ponsel tersebut dan memutuskan sambungan teleponnya. Namun, ia tidak ingin ikut campur dalam masalah ini lalu ia pun mengurungkan niatnya itu.
"Dari pada lo marah, mending lo pulang sekarang." Lagi-lagi Sagara menyuruhnya untuk kembali ke rumah.
Seanga tetap Seanga, ia tidak mau. "Gue nggak mau, kalau perlu nggak usah telepon gue lagi." Langsung sambungan telepon tersebut putus. Seanga mematikan daya telepon agar Sagara tidak meneleponnya.
Leo menatap Gibrel setelah melihat Seanga selesai berbicara ditelepon. Gibrel menaikkan kedua pundak.
"Kok lo matiin?" tanya Leo saat ponsel tersebut dimatikan. "Nanti kalau Glea telepon lo gimana, Ga?"
Dalam hati Gibrel. "Bagus juga pertanyaan ini anak, walaupun ya kita liat aja nanti."
"Sagara cerewet terus telepon gue." Balas Seanga. "Nanti kalau Glea telepon gue dan nggak nyambung pasti telepon Gibrel." Tatapan matanya langsung menyorot Gibrel.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEANGA : fall in love with you
RomanceTerjebak friendzone dengan teman sekelas merupakan hal yang menyenangkan bagi seseorang seperti Seanga. Namun, tidak dengan Glea, ia harus menguatkan mental dan kesabaran setiap harinya menghadapi Seanga. Pertemuannya dengan gadis bernama Glea memb...