Peringatan! Terdapat kata-kata kasar dan umpatan. Sebagai pembaca yang bijak maka ambil baiknya saja.
So, enjoy every storyline.
HAPPY READING
"Gue itu Kakak lo Seanga!" Sagara mengucapkan dengan lantang.
Seanga buru-buru menghampiri Sagara. "Lo kalau ngomong yang bener!" lalu menarik krah baju Sagara. "Ngomong asal-asalan!"
Sagara menepis tangan Seanga dari krah bajunya. "Lo nggak usah marah! Gue ngomong apa adanya kalau lo nggak percaya, telepon Papa lo sekarang tanya."
"Bicara lo yang sopan!" seru Seanga hampir menonjok wajah Sagara.
"Lo yang mulai duluan." Sagara menunjuk Seanga. "Lo dari dulu nggak berubah ya? Selalu emosian," ia menatap Seanga sambil tersenyum tipis. "Untungnya,"
Ucapannya terpotong, kepalan tangan itu langsung diluncurkan Seanga dan mendarat mengenai pipi Sagara. "Licik lo!" serunya. "Gue curiga sama lo deketin Glea ternyata sifat lo kayak gini."
"Omongan lo dijaga!" Sagara bergantian mendorong pundak Seanga sehingga cowok itu hampir terjatuh. "Gue udah bersikap baik-baik ya sama lo tapi dari waktu kita ketemu lo selalu nggak suka sama gue!"
"Iya gue nggak suka sama lo!"
"Mau gimana pun gue itu Kakak lo."
Lagi-lagi Seanga menonjok wajah Sagara hingga membuat hidung Sagara mengeluarkan darah. Diusapnya dengan tangan kemudian bergantian menonjok Seanga sampai terjatuh di bawah.
Untuk membuktikan apa ucapan Sagara tadi benar adanya Seanga pun menelepon Papanya. Cepat-cepat ia mencari ponsel di dalam tas. Sementara Seanga sibuk mencari ponsel Sagara melangkah pergi. "Mau kemana lo?" tanya Seanga mengikutinya. "Gue belum selesai ngomong sama lo." Seanga memasukkan kembali ponsel ke dalam tas.
"Apa yang mau diomongin? Kalau masih kurang jelas tanya aja sama Papa lo," balas Sagara sambil berjalan. "Lo nggak percaya kan sama omongan gue? Jadi gue nggak perlu ngomong apa-apa lagi."
Tangan Seanga menarik tangan Sagara dan menatap wajahnya sempat kembali ingin memukul tapi Seanga lalu menggeretnya keluar gedung. "Sekarang lo jelasin semua, percaya nggak percaya gue akan dengerin omongan lo."
"Kayaknya nggak perlu kerena Papa yang mau cerita sendiri sama lo."
"Gue butuhnya dari lo bukan cerita Papa." Balas Seanga menanggapi ucapan Sagara.
"Tapi gue nggak suka kalau lo emosi dan main pukul."
Seanga menarik napas lalu membuang. "Iya," jawabnya singkat. "Ya udah cepet cerita."
Karena Seanga terus meminta Sagara pun menurutinya. "Jadi dulu Papa sama Mama sempet berantem karena Papa sibuk sama pekerjaannya, mereka berdua sama-sama nggak mau ngalah buat ngurusin gue sama lo. Akhirnya pas hari itu Mama pergi dan gue," Sagara berhenti.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEANGA : fall in love with you
RomanceTerjebak friendzone dengan teman sekelas merupakan hal yang menyenangkan bagi seseorang seperti Seanga. Namun, tidak dengan Glea, ia harus menguatkan mental dan kesabaran setiap harinya menghadapi Seanga. Pertemuannya dengan gadis bernama Glea memb...