"Tok! Tok! Tok!"
"Berhentilah menggoyangkan tangganya, Wonyoung"
"Aku tidak melakukan apa pun, kau jangan terlalu banyak bergerak!"
"Bagaimana aku bisa tidak banyak bergerak saat aku harus memalu?" Yujin berhenti melakukan pekerjaannya. Ia sedang memperbaiki bagian atap belakang rumah neneknya yang sedikit roboh karena tertiup angin yang cukup kencang semalam. Gadis itu menatap Wonyoung kesal dari ketinggian dua setengah meter.
"Ayunkan tanganmu, bukan tubuhmu! Aku bersusah payah menahan tangga ini agar tidak jatuh. Kau itu berat, Gadis Tiang!"
Kedua mata Yujin membulat mendengar kalimat Wonyoung. "Apa katamu?! Kalau begitu, kau saja yang naik ke atas sini!"
"Tidak mau! Ada banyak laba-laba di atas sana." Wonyoung bergidik pelan membayangkan hewan mungil berkaki delapan itu.
"Laba-laba ini bahkan tidak mendekat, kau saja yang penakut." Yujin mendengus pelan dan mengulurkan tangannya ke bawah, meminta paku lain pada Wonyoung.
"Huh! Kata orang yang meremas bajuku hingga longgar di gudang kemarin." gerutu Wonyoung pelan seraya memberikan beberapa paku pada telapak tangan Yujin yang menunggu dari atas sana.
Nenek Ahn keluar dengan sebuah nampan berisi dua gelas jus segar dan sepiring cemilan. Ia meletakkan nampan itu di atas meja kecil dan menghentikan perdebatan kedua gadis itu. "Berhentilah, telinga nenek sakit mendengar keributan kalian. Lagipula, kalian berdua sama-sama penakut."
"Nenek!"
"Halmae!"
Nenek Ahn terkikik melihat respon dramatis kedua gadis itu. "Nenek mendengar teriakan kalian berdua saat di gudang kemarin cukup keras sampai menggetarkan pintu."
"Wonyoung hanya kaget, Halmae. Yang ketakutan itu adalah orang di atas sana." tunjuk Wonyoung pada Yujin yang sedikit kesulitan menahan papan yang hendak ia paku. "Dia benar-benar ketakutan hingga meremas lengan bajuku cukup keras."
"Dia bohong, Nek. Wonyoung bersembunyi di balik bahuku gemetaran seperti kelinci yang dikejar oleh harimau." sahut Yujin yang kembali mengulurkan tangan meminta paku. Ia sedikit tersentak saat ujung paku itu menusuk pelan kulitnya. Di bawah sana, Wonyoung melempar tatapan tajam pada Yujin.