Wajah-wajah baru yang berdatangan memenuhi ruangan tempat nenek Ahn disemayamkan, entah itu tamu dari pihak orang tuanya atau kenalan sang nenek. Yujin mengenali beberapa wajah di antara mereka, hanya saja ia tak mengingat nama orang-orang tersebut. Dengan giat, ia menyapa dan menyambut tamu-tamu tersebut bersama Rei. Seseorang keluar dari ruangan dan membuat Yujin juga Rei membungkukkan tubuh mereka secara otomatis.
"Bagaimana kondisimu, Yujin?" tanya suara yang tak asing bagi telinga Yujin. Ia mendongak dan mendapati Gaeul dengan pakaian serba hitam sedang memakai blazer hitam miliknya. Rei di sebelahnya bertanya pada Gaeul sebelum Yujin sempat menjawab pertanyaan gadis itu.
"Kau kembali ke Seoul hari ini, Unnie?"
"Ya, ayah dan ibuku masih punya agenda di sana." jawab Gaeul sembari memegang bahu Rei, mencoba menyalurkan semangat untuk gadis itu. "Tolong jaga Yujin ya, Rei."
Yujin mendengus pelan mendengar ucapan Gaeul. "Unnie, aku bukan anak kecil." Rei menggeleng heran dan kembali bebicara pada Gaeul. "Tenang saja, Unnie. Aku akan menjaga uri Yujinnie dengan segenap jiwaku."
Kedua gadis itu kembali membungkukkan tubuh mereka kepada tamu yang baru saja datang setelah Gaeul pamit. Dari sudut matanya, Yujin menangkap Gaeul sedang memasukkan amplop sumbangan ke dalam kotak yang sedang dijaga oleh Wonyoung. Gaeul mengucapkan sesuatu yang Yujin tidak ketahui, membuat gadis di depannya tersenyum manis. Apa yang diucapkan Gaeul hingga bisa membuat Wonyoung tersenyum seperti itu? Ada persaan tidak rela dalam diri Yujin saat melihat senyum Wonyoung muncul bukan karena dirinya.
"Itukah Jang Wonyoung menyebalkan yang kau ceritakan?" tanya Rei memecah lamunan Yujin. Mereka kembali membungkukkan tubuh kepada tamu yang baru saja keluar dari ruang duka. "Aku bertemu dengannya kemarin, menurutku dia tidak menyebalkan seperti ceritamu." Yujin menoleh pada Rei dengan alis yang terangkat sebelah.
"Apa?" tanya Rei bingung.
"Tidak ada." ujar Yujin datar dan menyambut tamu yang baru saja datang. Rei ikut membungkuk dan berbisik pelan pada Yujin di sebelahnya. "Ini di luar konteks, tapi harus kuakui Wonyoung benar-benar terlihat lebih cantik dari bayanganku."
"Yah!" bisik Yujin kesal. "Fokus dengan tugasmu, Rei."
------