Reason

3.1K 39 7
                                    

Aku hadir di sini dengan alasan yang tak ku mengerti sedikitpun

Polos, murni dan rapuh

Mengundang siapa saja untuk merengkuh dengan teduh

Dan waktu mulai mengajarkan aku sesuatu

Alasan dibalik hadirnya diriku

Untuk memberikan kebahagiaan yang terlalu pada sejoli itu

Tapi kemudian aku ragu

Setelah seorang dari sejoli itu menghilang di dimensi waktu dengan kelu

Apa yang dimaksud dengan bahagia kalau akhirnya sendu?

Mungkin kehadiranku untuk menghapuskan segala sendu yang berbaur

Ya, mungkin itu alasanku

Lalu saat sejoli yang tersisa juga mengabur dan tenggelam dalam haru biru, aku ragu

Apa benar alasanku hadir karena hal itu?

Lalu apa yang akan terjadi setelah itu?

Ah, mungkin aku ada untuk menjaga belahan jiwa dua sejoli itu

Menemaninya menggerus biru

Membuat bahagia menghiasi hidupnya yang selama ini terpisah jauh

Mungkin itu

Aku tak habis pikir hingga larut

Semuaya bahagia, dulu

Saat mendung itu muncul, semuanya tak lagi begitu


Tapi kebahagiaan seperti jenuh di sisiku


Dia tak bahagia, dan aku terluka dalam kalut

Kebahagiannya terenggut, carut marut

Banyak luka yang hadir di sudut yang vital untukku

Membuatku rapuh, meski ada dia yang menopangku

Dan saat dia pergi, aku tak bisa berhenti membenci diriku

Aku lemah, rapuh

Membuatnya ikut menghilang, meluruh

Semuanya salahku

Aku menebarkan biru pada mereka yang telah menyayangiku

Jiwanya tergadai demi jiwaku

Maka aku melihat alasanku hadir di tengah pilu itu

Untuk merasakan hati yang terhantam batu

Untuk melindungi mereka  yang hatinnya telah membiru karena aku

Ya, itu

Tapi setelah berkejaran dengan waktu, aku semakin tak menentu

Lebih dari sekedar ragu

Aku sudah berusaha untuk tak rapuh, tapi kenapa malah semakin jatuh?

Apa aku salah menentukan langkahku?

Kenapa Tuhan lagi-lagi berlaku kejam padaku?

Kenapa cepat sekali waktu meninggalkan aku?

Kenapa aku tak juga mengerti apa alasan hadirku?

Adakah yang bisa memberiku petunjuk?

Karena bagi kami, kebahagiaanmulah yang terpenting

 

Itu?

Kenapa mereka seperti itu?

Memang siapa diriku?

Aku hanyalah orang yang senantiasa menebar sendu di hidup mereka satu persatu

Apa yang membuatnya bisa berlaku seperti itu terhadapku?

 

Kebahagiaan dari milik kami yang paling berharga

 

Napasku tercekat haru

Kini aku tahu

Ya, aku tahu

Alasanku hadir untuk itu

Membahagiakan diriku

Membahagiakan orang-orang yang telah dengan tabah menopangku

Dan untuk sekali dalam hidupku

Aku takkan membiarkan siapapun menggadai jiwanya untukku

Aku akan melawan waktu

Aku akan membuat waktu menyerah untuk meluruhkan aku

Aku akan menjaga eksistensiku

Aku akan memberikan mereka kebahagiaan penuh

Lebih dari sekedar harapan semu

Meski harapan ini terlalu redup, aku akan tetap laju

Setidaknya aku telah mengerahkan segenap usahaku

Jika aku memang terpatahkan sang waktu,

Setidaknya aku takkan meraung penuh sesal pilu

+++++++++++

Oke, ini Cuma hasil ketikan dari otak yang ruar binasah mumet. Jadi nggak dibaca pun tak apa..

Niatnya sih mau bikin para reader bersiap menerima takdir yang akan di vonis ke si tokoh favorit. Tapi malah gagal. Jadi, ya, gitu deh..

Oke, saya mau kabur lagi ya! Mau ngejar-ngejar jurnal buat UP. Doakan saya, ya! *ngilang*

Love the Ice (Sekuel Music in Our Life)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang