03. wejangan

2.4K 299 9
                                    

Keila yang baru selesai membantu Bi Emi membereskan dapur setelah membuat kue bersama Jenny melengos pergi begitu saja.

"Woi, hape lu nih." Ajun yang duduk di sofa ruang tengah bersama Tama memanggil Keila yang hendak menaiki tangga.

Tanpa menaruh curiga Keila mengambil benda itu dan memutar tubuh pergi dari sana. Sesampainya di kamar, Keila yang baru ingin merebahkan diri di atas kasur seketika kembali menegakkan tubuh saat melihat sesuatu yang aneh di ponselnya.

Terdapat sebuah riwayat pesan yang berasal dari Harris sepuluh menit yang lalu. Keningnya berkerut, mencoba mengingat-ingat apa memang sebelumnya ia sempat berbalas pesan dengan cowok ini?

Hingga akhirnya saat ia menggulir pesan ke atas dan melihat adanya sebuah foto, Keila menyadari sesuatu. Wajahnya langsung memerah.

grup keluarga

kei
i hate you @papi

mami 💖
heiiii kenapa ini???

abang ajun
mulai

mami 💖
ada apa sih dek?

kei
tanya papi

mami 💖
papinya lagi sibuk tuh dari tadi main laptop, adek ke bawah aja yuk ngobrol sini

kei
gak mau

mami 💖
ayo donggg

mami 💖
apa mami suruh abang gendong adek ke bawah?

kei
yaudah

mami 💖
bentar abangnya lagi di dapur

୨୧


"Ada apa sih, sayang?" tanya Jenny saat melihat Keila yang kini digendong Ajun tengah menuruni anak tangga.

"Papi tadi mainin hp aku, terus dia chatingan sama Harris," adu Keila merenggut sebal.

"Lah, bagus dong. Itu namanya pedekate sama camer," celetuk Ajun mendudukkan Keila di atas sofa, kemudian melangkah kembali ke dapur.

"Emangnya Papi ngomong apa aja sama temen kamu?" tanya Jenny, mengusap rambut Keila. Sementara Tama masih sibuk bergulat dengan laptopnya.

"Papi marah-marah ke dia."

"Bener gitu, Mas?" tanya Jenny, menyikut pelan suaminya.

Tama sontak menggeleng. "Bukan marah, aku cuma ngasih peringatan buat gak usah macem-macem sama Keila. Dia ini masih kecil, aku gak mau nantinya Keila malah terjerumus ke dalam pergaulan yang buruk."

Mendengar itu Keila langsung mendelik. Mana ada begitu!

"Bener dong apa yang Papi lakukan, itu tandanya Papi sayang sama kamu, dek. Papi cuma mau menjaga anak perempuan satu-satunya ini dari sesuatu yang gak baik," ucap Jenny merangkul tubuh mungil Keila.

"Harris bukan orang yang buruk."

"Iyaa Mami sama Papi tau. Maksud Mami tuh, buat jaga-jaga aja, sayang. Kamu kan gak tau gimana sifat aslinya Harris atau siapapun itu konteksnya yang sekarang lagi deket sama kamu," jelas Ibu muda itu masih dengan suara lembutnya.

"Tapi tetep aja aku gak suka, kesannya Papi tuh kayak marah-marah sama Harris," ujar Keila masih setengah kesal.

Tama beralih dari gadgetnya, meregangkan otot-ototnya kemudian menoleh pada mereka berdua. "I'm so sorry, okay? Papi cuma agak kaget aja karena ini kali pertamanya Papi dengar kamu temenan sama anak cowok."

"Tuh, denger." Jenny tersenyum, "Dimaafin gak Papinya?"

Keila mengangguk sekilas. "Awas aja besok-besok kayak gitu lagi."

"Iyaa, nih janji nih." Tama mengangkat jari kelingkingnya kemudian menautkannya dengan kelingking Keila yang mungil.

"Gimana kalo sekarang kita shopping aja, yuk sama Mami yuk!" ajak Jenny.

"Iya," angguk Keila. "Papi jangan ikut."

"Loh, kenapa?" sahut Tama tak terima.

"Aku masih kesel."

"Kan udah minta maaf?"

"Dimaafin sih udah, tapi kalo kesel masih!"

Tama menghela napas.

"Aku ikut, mau beli cukuran kumis," seru Ajun dari arah dapur.

"Gimana Kei, Abang boleh ikut apa gak usah?" tanya Jenny.

"Terserah," jawab Keila.

"Yaudah, sana Abang panasin dulu mobilnya nanti Mami yang bawa," titah Jenny.

"Gak usah Mam, aku aja." Ajun mengambil kunci mobil di atas meja kemudian pergi ke luar.

୨୧

ini gk ada revisi soriii 😬😬

The VijendraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang