.
Menghadapi akhir pekan, Jenny sudah bisa memprediksi jalanan di kota ini menjadi lebih macet dari biasanya. Sudah hampir tiga puluh menit mobilnya terperangkap di antara kendaraan-kendaraan lainnya di sepanjang perjalanan pulang.
Hari sudah semakin sore sementara Jenny tak henti-hentinya mengecek ponselnya untuk mengetahui update terbaru dari anak-anaknya. Namun alih-alih mendapat kabar dari Ajun maupun Jake, beberapa saat yang lalu ia malah menerima telepon masuk dari Tama.
Jenny lalu berseru, "Halo?"
"Kamu lagi dimana kok belum pulang?"
"Macet, mas." Jenny menghela napas, "Weekend gini, udah hampir setengah jam mobilku gak bergerak sama sekali."
"What a pity..." seru Tama terdengar kasihan, "Anyway, aku udah pulang. Semua orang lagi pada kemana sih kok di rumah gak ada siapa-siapa?"
Jenny tiba-tiba terkikik pelan, "Ada Keila kok."
Ada jeda sebelum Tama menghela napas dan berkata, "Kalau gitu cepet pulang."
"Aku usahain, mas." Jenny menahan diri agar tidak tertawa, "Well, have fun ya kalian berdua!!!"
Lalu setelah mematikan sambungan teleponnya, baru Jenny bisa melepas tawa keras seakan puas hati. Namun suara klakson yang berasal dari mobil di belakangnya membuat Jenny tersadar bahwa jalanan di depannya ternyata sudah agak lengang.
୨୧
Sementara itu jauh berkilo-kilo meter dari sana, dua orang pemuda terlihat tengah melakukan aksi perdebatan di sebuah pusat perbelanjaan."Yang itu aja udah anjir mikir apalagi sih?"
Ajun yang sudah tak tahan lagi mendengar ocehan adiknya itu langsung menggeram kesal, "Eh, lu ngerti sabar gak sih?"
Jake berdecak, "Buruan elah aku ada kencan abis ini."
"Dih, alay luu."
Setelah adu cek-cok selama beberapa menit yang menimbulkan perhatian orang-orang di sekitarnya, akhirnya Ajun dan Jake keluar dari toko mainan setelah membeli Lego untuk Keila.
"Baskin Robbins dong, gerah nih." Jake yang berjalan di depan tiba-tiba menghentikan langkahnya, "Ayo, abangku."
"Najis lu, Keila doang yang boleh manggil gua abang. Lu gak usah ikut-ikutan," kata Ajun menoleh sebal.
"Siap, gan."
"Nah."
"Baskin Robbins-nya gimana, gan?"
"Entar aja lah. Ini barusan Mami ngasih tau katanya udah nyampe." Ajun lantas mengambil langkah di depan dan langsung menarik paksa belakang hoodie Jake yang sudah ingin pergi layaknya seekor kucing.
Begitu keluar dari Mall dan sudah bersiap untuk pergi, diluar dugaan keduanya malah tak sengaja berpapasan dengan Yesi yang tengah berdiri di tepi jalan.
"Ada Yesi, gan."
Ajun langsung menoleh kanan-kiri, "Anjir, kok dia bisa ada dimana-mana sih. Eh, Jake, lu diem aja ya--"
"YESI!!!!"
Ajun langsung melebarkan mata begitu Jake meneriakkan nama itu keras-keras. Sudah kepalang tertangkap basah, Ajun menarik senyum terpaksa dan melambai kecil sewaktu Yesi menoleh ke arahnya.
Dan seakan keadaan belum cukup kacau, Jake tiba-tiba turun dari motor dan langsung menghampiri Yesi dengan riang, "Hai, Yesi. Bang Ajun kangen tuh katanya."

KAMU SEDANG MEMBACA
The Vijendra
FanfictionPerihal dinamika kehidupan sehari-hari keluarga Vijendra yang tak lepas dari perilaku kelima penghuninya dengan karakteristik yang berbeda-beda. Dari si sulung yang pecicilan dan tak bisa diam, sampai si bungsu yang introvert dan amat sangat pendiam...