21. welcome home

1.3K 190 19
                                    

"Neng, kenapa? Kok cemberut aja?"

Keila yang duduk di kursi balkon belakang rumah tak begitu mempedulikan pertanyaan dari Bi Emi. Ia malah cuek saja mengelus-elus kepala Tannie yang anteng di pangkuannya.

"Lagi marahan ya sama Papi?"

"Enggak."

Bi Emi beranjak setelah selesai menyirami tanaman di kebun minimalis yang sengaja dibuat oleh Tama karena tahu sang istri sangat menyukai bebagai macam jenis tumbuhan. "Yaudah kalau gitu bibi masuk dulu ya," ujarnya sembari melewati Keila yang masih sibuk dengan dunianya.

"Aku pengen jadi anjing, jadi manusia capek." Keila berdecak, pandangannya menerawang jauh pada langit cerah pukul dua belas siang. "Tann, mau tukeran gak?"

"KEILAAAAA!!!"

Teriakan nyaring dari dalam rumah itu sukses membuat Keila tersentak. "Di belakang."

"Yee bocil, dicariin kemana-mana gak taunya di sini. Buruan siap-siap," titah Ajun yang hari ini mengenakan balutan kaos hitam oversize seperti biasa.

"Aku gak mau ikut."

"Dih, dih, gitu yaaa. Aku laporin Papi nih," ancam Ajun berpura-pura mengacungkan ponselnya.

Keila menggerutu kesal, diturunkannya Tannie ke lantai kemudian ia melangkah masuk melewati Ajun dan sempat menubruknya pelan.

"Kuma manaa???" tanya Ajun setengah berteriak.

"Gak tahu!"

୨୧

"Lagunya ganti, pusing dengernya."

"Udah diem, kamu harus dengerin lagu keren ini minimal sekali seumur hidup. Jangan dengerin NewJeans melulu," kata Ajun mencoba tetap fokus mengendarai mobil.

"NewJeans lagunya enak. Ini gak seru, berisik." Keila hendak mengganti lagu sebelum Ajun kembali berbicara.

"Berani lo menghina Nirvana gue?!"

Keila memutar bola mata. "Obsessed."

"Ya terserah dong, telinga-telinga saya kok kamu yang sewot? Mau saya pecat?" Ajun memasang ekspresi julid andalannya.

"Weirdo."

Dan mungkin seperti itu pemandangan sehari-hari rumah Vijendra ketika si sulung dan si bungsu bertengkar hanya karena taste musik mereka yang berbeda.

Merasa sang adik tiba-tiba menjadi diam, Ajun langsung melirik ke kursi sebelah. "Ngambek nih ceritanya?"

Keila diam saja.

"Yaudah, sana ganti. Tapi pas pulang pake playlist aku."

Keila berdecih, "Udah telat!"

Ajun terkekeh, tidak terasa mereka sudah sampai di bandara. Setelah memarkirkan mobilnya, kedua kakak-beradik itu menunggu di depan gedung terminal karena sebelumnya Jake sempat mengabarinya untuk menunggu saja di sana.

"Ini kalau lama kita tinggalin aja si Jake," kata Ajun, melipat kedua tangannya di dada seraya menoleh kanan-kiri. "Tapi jangan dah, entar ilang lagi kayak waktu itu."

Tak sampai semenit, Keila yang sudah hampir putus asa karena tidak ingin menunggu lebih lama lagi seketika menghela napas lega saat melihat Jake yang melangkah dari kejauhan di antara orang-orang.

"GUYSS!!!! I'M HERE!!!"

"Here we go again." Ajun memasang ekspresi wajah malas, mimpi buruknya telah kembali.

The VijendraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang