26. one day with sissy

952 134 6
                                    

.

"Jake, wake up."

"Five minutes, please."

"Jake..."

Jake menyingkap selimut yang menutupi seluruh wajahnya dan membuka mata dengan terpaksa. Ia masih mengumpulkan nyawa ketika pintu kembali diketuk. Ketukan itu kali ini terdengar lebih keras, membuat Jake yang masih sangat mengantuk kesal setengah mati.

"Iya, iya, okay ini aku bangun!"

Jake menendang-nendang udara dengan emosi yang menggebu. Papinya itu berisik sekali. Padahal Jake masih ingin tidur setelah semalaman begadang karena harus menemani Willo yang mendadak tidak bisa tidur.

Beberapa saat berlalu dan Jake tak mendengar lagi ketukan menyebalkan itu. Merasa tak ada tanda-tanda keberadaan Tama di depan kamarnya, Jake menarik kembali selimutnya dan melanjutkan tidur paginya.

୨୧


Suasana di meja makan pagi ini agak berbeda.

Biasanya Ajun selalu bersemangat menyapa semua orang dan sesekali menjahili Keila yang jika sudah kepalang kesal gadis itu langsung beranjak pergi tanpa berkata apa-apa. Atau kadang juga bertengkar dengan Jake -yang hari ini belum kelihatan batang hidungnya- hanya karena memperebutkan posisi duduk atau siapa yang harus mengoles selai lebih dulu.

Namun hari ini Ajun terlihat lebih kalem dari biasanya. Bahkan Keila yang tak pernah mau peduli dengan abangnya itu pun diam-diam merasa heran dan sedikit tak terbiasa akan hal itu.

Merasa jika dirinya tengah ditatap intens oleh Keila, Ajun pun mendelik. "Napa sih liatin aku mulu?"

Tentu saja Keila tak akan repot-repot untuk mengeluarkan suara. Gadis itu hendak beranjak dari kursi ketika Jake muncul dengan piyama yang masih melekat di tubuhnya serta rambut gondrong acak-acakan khas orang baru bangun tidur.

"Morning guys." Jake menggaruk pipinya sesaat, kemudian melangkah dengan tak semangat menghampiri kursinya, "Ini orang-orang pada kemana?"

"Eh, lu gak gosok gigi ya? Bau banget anjir." Alih-alih membalas sapaan adiknya, Ajun malah melontarkan kalimat sarat akan hinaan.

Jake hanya menoleh malas. Gimana nggak bau mulut, Jake saja belum sempat ke kamar mandi karena tak bisa lagi mengabaikan perutnya yang sudah keroncongan.

Tangannya hendak mengambil gelas ketika sesuatu tiba-tiba melintas di benaknya. Tanpa berpikir lagi Jake langsung mengutarakan isi kepalanya, "Eh tau nggak, aneh banget masa semalam aku mimpi Mami sama Papi ciuman."

Ajun yang sama sekali tak menyangka akan mendengar berita tak senonoh itu sontak saja batuk-batuk dengan mulut penuh makanan. "Bisa gak mulut biadab lu itu difilter dikit? Ada bocah ya anjir!"

Jake melirik Keila yang cuek saja mengunyah sisa makanannya tanpa mempedulikan keduanya sebelum kembali melanjutkan, "Sumpah, gue mimpi mereka gituan tapi cuma bentar sih karena abis itu mimpinya ganti lagi."

"Mimpi basah tuh ego! Keramas lu abis ini."

"Hah? Yang ciuman kan Mami ama Papi napa gue yang harus repot-repot keramas?"

"What a conversation..." Keila memasang ekspresi disgusted. Lalu tanpa berkata apa-apa lagi gadis itu melengos pergi setelah menaruh piring ke dalam sink.

Beberapa menit setelahnya Jenny muncul sambil membawa vas bunga berukuran besar yang sudah 'tewas' di dalam wadah.

"Hayo jujur, siapa yang udah mecahin benda kesayangan Mami?"

The VijendraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang