.
Menjadi anak bungsu sekaligus perempuan satu-satunya dari tiga bersaudara adalah hal yang paling Keila Audrey benci di dunia ini.
Bukan masalah jika mereka tak pernah ikut campur di kehidupannya. Namun setelah menanggapi insiden baru-baru ini Keila jadi semakin membenci fakta bahwa ia termasuk ke dalam golongan orang-orang tidak beruntung yang memiliki abang seperti Juniar Auriga.
Sayangnya, Keila bukan tipe gadis yang tanpa segan akan menjambak atau mencekik saudaranya sendiri setelah membuat huru-hara mengenai dirinya.
Mengingat fakta bahwa Keila sangat pendiam dan tidak pernah mau repot-repot melakukan banyak interaksi dengan orang lain membuatnya hanya bisa menyumpahi abangnya itu secara diam-diam. Sikapnya yang selalu lempeng-lempeng saja pun kadang membuat orang-orang di dekatnya menjadi canggung setengah mati. Oleh sebab itu Keila tak pernah benar-benar memiliki teman dekat lebih dari satu orang.
Keila lebih suka menyendiri di kamarnya. Menutup diri dan hanya berbicara seperlunya bahkan dengan orang rumah sekalipun. Ia lebih suka menghabiskan harinya dengan menonton series kesukaannya atau membaca novel-novel klasik karangan Jane Austen. Ia juga sangat menyukai berbagai jenis bunga yang selalu ia taruh di kamarnya. Dan kadang jika sedang bosan Keila memilih untuk bermain dengan Kuma dan Tannie.
Walau akhir-akhir ini Keila jadi lebih sering menghabiskan waktunya dengan bermain piano --yang merupakan hadiah ulang tahun terbaiknya-- namun hanya ketika sedang tidak ada orang di rumah.
Tetapi hal yang paling Keila sukai daripada itu semua adalah memanggang kue bersama Maminya. Ketika akhir pekan tiba, Maminya itu selalu mengajak Keila pergi shoping dan mengunjungi official store dari brand-brand fashion terkemuka yang mana menjadi hal favoritnya karena bisa melihat-lihat koleksi terbarunya.
Sama seperti Maminya, Keila juga sangat menyukai sesuatu yang berbau fashion. Keila sangat suka menghabiskan akhir pekan dengan Maminya untuk mengeksplor kegiatan-kegiatan menyenangkan yang sesuai dengan passion mereka.
Sebaliknya, keadaan Papinya yang sangat super sibuk membuat Keila jarang sekali menghabiskan waktu dengannya. Namun bukan berarti keduanya tidak dekat sama sekali atau pernah terlibat suatu masalah pribadi. Hanya saja Papinya selalu jarang berada di rumah dan kerap kali berpergian selama beberapa hari.
Makanya, Keila yang pasif sering kali merasa canggung jika harus dihadapkan dengan Papinya di satu ruangan yang sama. Namun terlepas dari itu semua, Papinya adalah orang yang sangat perhatian dan selalu bersikap protektif terhadap Keila dalam segala hal.
Seperti yang baru-baru ini terjadi. Setelah mendengar kabar bahwa anak bungsunya tengah dekat dengan seorang laki-laki, Tama tak bisa sedikitpun tidak memikirkan hal itu. Setelah kembali dari menghadiri charity event bersama Jenny, Tama langsung menghampiri Keila dan menghujaninya dengan berbagai macam pertanyaan.
Untung saja Jenny langsung sigap mengendalikan keadaan dengan mengajak Keila membuat kue di dapur.
Sementara Tama yang masih saja dihantui oleh pikiran tidak tenang langsung menghampiri anak sulungnya yang tengah bersantai di depan tv.
"Jelasin ke Papi apa yang kamu liat tadi."
Ajun yang sedang memainkan ponselnya langsung menoleh bingung. "Hah? Apasih?"
"Masalah Keila."
"Oh, itu. Kan aku udah cerita di wa."
"Kamu beneran gak kenal siapa cowoknya?"
Ajun mengangkat bahunya cuek.
Tama berdecak, ikut mendudukkan diri di sebelah Ajun. "Cari tau siapa dia."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Vijendra
Fiksi PenggemarPerihal dinamika kehidupan sehari-hari keluarga Vijendra yang tak lepas dari perilaku kelima penghuninya dengan karakteristik yang berbeda-beda. Dari si sulung yang pecicilan dan tak bisa diam, sampai si bungsu yang introvert dan amat sangat pendiam...