09. obrolan pagi hari

1.7K 215 6
                                    


warning: agak sedikit 21+ hehe sori ol namanya jg pasutri

-

"Good morning."

Kehadiran Tama di ruang makan cukup menambah kesan hangat di pagi hari ini. Pria yang sudah berpakaian rapi lengkap dengan kacamata bening itu sempat melempar senyum pada Keila yang tengah menyantap roti tawarnya, kemudian menghampiri sang istri yang sibuk menyiapkan makanan.

"Pagi, sayang." Tama mengecup pipi Jenny sekilas dan disambut senyum manis wanita itu.

"Pagi," balas Jenny. "Wangi banget mau ketemu siapa sih?"

"Aku ada meeting sama kolega yang kemarin aku ceritain itu. Cuma pertemuan biasa aja sih sekalian ngebahas lebih lanjut proyek aku yang di Semarang," jelas Tama.

"Oh, gitu. Yaudah yuk sarapan dulu."

Jenny hendak mengambil mangkuk berisi sup ayam, tapi tangan Tama lebih cepat sedetik memutar tubuh wanita itu agar menghadap ke arahnya. Tama meletakkan kedua tangannya pada pinggang ramping istrinya kemudian mencondongkan tubuhnya lebih dekat.

"Mas, ada Keila."

Seakan tuli, Tama malah semakin mengikis jarak antara dirinya dengan Jenny. Dan seakan terbawa oleh suasana yang Tama ciptakan, perlahan Jenny memajukan wajahnya lebih dekat hingga ia bisa merasakan sendiri deru napas suaminya.

"Is she looking at us?" bisik Tama berharap Keila tak mendengar suaranya.

"I think so."

"Then should I?"

Jenny tersenyum dan mengangguk. Ia hampir mencondongkan wajahnya tepat ketika terdengar sebuah suara.

"EKHEEMM!"

Suara nyaring itu berhasil membuat Tama maupun Jenny terkejut, seolah tertangkap basah baru saja melakukan suatu tindakan kriminal. Refleks keduanya saling melepaskan diri dan berpura-pura tak terjadi apa-apa.

"I'm still here..."

Sebenarnya Keila sama sekali tak melihat adegan erotis itu karena ia duduk membelakangi mereka. Namun karena obrolan kedua orangtuanya yang masih bisa ia dengar dengan jelas itu membuat Keila merasa geli sendiri dan menyesal kenapa harus berada di tempat ini.

Jenny terlihat agak salah tingkah saat meletakkan mangkuk berisi sup ayam di atas meja, sementara Tama dengan santainya berjalan melewati Keila dan mengacak sesaat rambut gadis kecil itu.

"PAGI SEMUAAAA!!" teriak Ajun yang baru memasuki dapur. "Eh, tumben pada sepi gini?"

"Pagi, abang. Sarapan dulu yuk," seru Jenny seraya mengusap rambut Ajun yang lebih tinggi darinya.

"Ngapain kamu bawa-bawa gitar? Mau ngamen?" tanya Tama yang sempat salah fokus pada gitar yang Ajun letakan di samping kursinya.

"Mau konser dong. Enak aja ngamen," jawab Ajun geram, meraih gelas berisi susu kemudian meneguknya. "Sekolahku hari ini ngadain pensi jadi aku sama anak-anak band bakal tampil."

"Ihh keren banget anak Mami!!" seru Jenny meletakkan piring berisi nasi ke hadapan anak laki-lakinya. "Bisa tuh sambil tebar pesona."

"Tebar pesona ke siapa?" tanya Tama langsung saja.

"JANGAN DIKASIH TAU, MAM!"

Tama langsung memberikan lirikan tajam pada Ajun. Sementara yang ditatap hanya cengengesan saja dengan tidak peduli.

Setelahnya Ajun mulai menyantap makannya dengan lahap. Beberapa saat kemudian ia baru menyadari keberadaan Keila di sebelahnya yang tengah anteng menyantap sarapannya dengan balutan piyama tidur. "Loh, Kei gak sekolah?"

The VijendraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang