17. meet up

1.4K 207 13
                                        

"Twinkle, twinkle, little star... How I wonder what you are."

Nyanyian Ajun berhenti bersamaan dengan berakhirnya dentingan piano Keila.

"Bravo!"

Selanjutnya terdengar tepuk tangan meriah dari Tama dan Jenny yang menyaksikan pertunjukan keduanya di ruang tengah pada malam hari ini.

"Thank you, thank you," kata Ajun sambil membungkuk di dekat piano.

"It was a wonderful show!!!! Abang nyanyinya merdu, Kei juga keren banget main pianonya." Jenny tak henti-hentinya memuji keduanya.

Keila tersenyum malu-malu sementara Ajun semakin terlihat percaya diri setelah mendapat pujian tersebut.

"Lumayan lah. Tapi twinkle twinkle mah aku juga bisa," ujar seseorang dengan suara menyebalkannya yang tak lain dan tak bukan adalah Jake.

Sebelumnya Jenny memang sengaja mengubungi Jake. Karena selain untuk menanyakan keadaan pemuda itu, juga untuk memperlihatkan kepada Jake pertunjukan kecil yang akan dipersembahkan oleh Ajun dan Keila.

"Gak ada yang nanya pendapat lu ya!" geram Ajun.

Sementara itu Keila yang masih duduk di bangku pianonya berdeham kecil. "Kalo mulai besok aku berhenti ikut les piano boleh gak?"

"Loh, kenapa?" tanya Jenny.

"I don't like her," gumam Keila. "Dia selalu marah-marah sama aku."

Tama dan Jenny saling pandang, kemudian kompak tertawa geli.

"Mrs Bella bukan marah-marah, sayang. Dia cuma pengen kamu bisa lebih hebat lagi main pianonya. Lagian dia emang begitu, Kei. Mami kenal dekat kok orangnya," kata Jenny setengah tertawa.

"Pokoknya jangan berhenti main piano sampai kamu bisa tampil di Sydney Opera House," ujar Tama kini.

"Tuh, dengerin kata si bos!" seru Jake dari layar ponsel yang Jenny letakan menghadap ke arah mereka.

Jenny yang duduk di sebelah Tama kini menyandarkan bahunya pada pria itu. "Gitu dong, sekali-kali kamu kasih semangat ke anak-anaknya."

"Tapi dia bisanya twinkle twinkle doang gimana mau tampil di Sydney?" celetuk Ajun yang saat itu juga langsung mendapat tatapan tajam semua orang.

"Aku sekarang udah bisa Nocturne Op 9 No 2," seru Keila yang tak terima direndahkan seperti itu.

"Kamu belum hebat kalo belum bisa Rush E."

"Emangnya abang bisa?"

Ajun cengengesan, " Ya nggak sih."

"Udah udah, kok malah pada berantem?" lerai Tama. "Sana pergi tidur udah malam."

"Kalo gitu aku juga pamit undur diri. Udah dipanggil granny," ujar Jake. "Have a great day, wargaku!!!!"

Setelah Jake memutuskan sambungan teleponnya Jenny beralih pada Tama. "Mas, besok aku rencananya mau ketemuan sama Lisa. Mas ikut ya?"

"Lisa siapa?"

"Itu yang waktu itu nolongin aku."

"Oh, yaudah. Jam berapa?"

"Belum tau sih, Lisa juga belum ada ngabarin lagi," kata Jenny. "Abang sama Kei besok ikut juga yaaa."

"Ikut kemana?"

"Meet up sama temen baru Mami."

"Yah, aku gak bisa. Udah janji mau nge-gym sama Mark," ujar Ajun.

"Yahh, abang. Tapi Kei bisa, kan?"

The VijendraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang