.
Ajun baru saja hendak duduk bergabung bersama teman-temannya di kafetaria siang hari itu ketika tahu-tahu Bian mendahuluinya.
"Mau lu apasih sat?!"
"Sori Jun, hehe."
Ajun hanya melontarkan tatapan tajam sebelum kemudian duduk di kursi kosong di sebelahnya.
"Dah pesen belom?"
"Belom lah jir nungguin lo."
"Abis darimana sih lu lama bener laper nih gua," seru Ichan.
"Biasa, si Ryan minta ditemenin." Ajun menjawab malas-malasan.
"Najis anjing, hahaha."
"Lu nih keknya demen banget ya dihukum ama dia. Entar nih lama-lama gua rasa lu berdua jadi bestie beneran dah," kata Bian.
"Amit-amit, lu aja sono."
"Et, napesih lu sensi bener keknya hari ini?"
"Biasa, abis ditolak lagi dia." Ichan membuka kaleng minuman soda lalu meneguknya.
"Ama si Yesi Yesi itu lagi?"
"Ya menurut lo siape lagi cewek yang Ajun suka selain si mbak first lovenya itu," kata Ichan.
"Udah lah bro gak usah galau gitu, entar kita cari lagi yang lain dah yang lebih cakep dari si Yesi. Sekolah depan noh geng ceweknya si Danny juga bening-bening," kata Bian.
"Yee kek mereka pada mau aja ama si Ajun," kekeh Danny.
"Biar apa lu ngomong begitu gua tanya?"
Mark yang sejak tadi diam kini jadi tertawa. "Eh, lo ditolak Yesi berapa kali dah, Jun?"
"Sebelas kali kayaknya."
"Buset yang bener aja lu?!"
"Baru tiga kali anjeng asal ngomong aja lu ye!" protes Ajun.
"Guys, itu Yesi, kan?" tanya Mark membuat semuanya kini menoleh ke arah yang dimaksud cowok itu.
"Eh, iya, sono samperin. Lu tembak lagi dah biar genap jadi empat kali," kata Bian.
"Apanya?"
"Ditolaknya, hahahaha."
"OY, YESI!" teriak Ichan sambil melambaikan tangan ke atas.
Secara otomatis Yesi beserta teman-temannya yang baru memasuki kafetaria langsung menoleh. Begitu juga para siswa lainnya yang kini berada di sana.
"Apa sih, njing!" umpat Ajun.
"Eh, Yesi, gimana nih masa temen gue ditolak mulu? Kasian loh jadi sad boy gini," celetuk Bian malah ikut-ikutan.
"Minimal bilang yes lah. Abis itu terserah mau lo apain juga. Ini anak kalo galau berisik," sahut Ichan.
"Berisik ya anjenggg!" Rasanya Ajun ingin menyumpal mulut teman-temannya itu. "Bentar dah."
"Mau ngapain lu nyet?" tanya Bian ketika Ajun tiba-tiba bangkit dan berjalan menuju kerumunan gadis itu.
Ajun baru saja ingin menghampiri Yesi ketika tiba-tiba tangannya ditarik keluar dari sana oleh Karin yang memasang wajah masam.
"Lu kenapa sih, Rin?"
"Elo yang kenapa?! Masih punya muka lo mau gangguin temen gue lagi?"
Ajun memajukan wajahnya sementara Yesi tak merasa gentar sedikitpun. "Denger ya, Karina Neysha Vijendra. Lu kalo gak tau apa-apa gak usah ikut campur. Ngerti lu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Vijendra
FanfictionPerihal dinamika kehidupan sehari-hari keluarga Vijendra yang tak lepas dari perilaku kelima penghuninya dengan karakteristik yang berbeda-beda. Dari si sulung yang pecicilan dan tak bisa diam, sampai si bungsu yang introvert dan amat sangat pendiam...