Azumi terkekeh canggung dengan dua orang didepannya yang sedang menatapnya marah, sedih sekaligus senang.
"Tamayo-san, Yushiro-kun tolong jangan marah."
"Kau tidak tahu betapa sedihnya Tamayo-sama saat mendengar kabar kematianmu!?" Ujar Yushiro dengan nada tinggi.
Tamayo sendiri menatap Azumi dengan pandangan bahagia sekaligus bersyukur.
"Gomen, hanya saja. Aku terlalu takut untuk kembali." Balas Azumi sambil menunduk.
Kedua iblis didepannya saling memandang satu sama lain sembari tersenyum kecil. Tamayo sendiri dengan lembut memeluk Azumi, seperti putrinya sendiri.
"Kami tidak marah padamu, Azumi. Kami hanya terkejut karena lima tahun setelah kabar itu, banyak hal yang terjadi."
Tamayo melepaskan pelukannya dan kembali tersenyum. "Tapi, aku senang, kau baik-baik saja selama ini. Itu lebih dari cukup."
Senyum Azumi muncul dan mengangguk kecil. Yushiro membuat muka kesal namun dibalik itu, ia sedang tersenyum senang. Tamayo yang melihat itu hanya menggeleng. "Kau ingin makan sesuatu?" Tanyanya.
Azumi menggeleng. "Tidak usah. Aku hanya perlu apa yang terjadi selama lima tahun terakhir tanpaku."
Kedua iblis itu terdiam sejenak dan akhirnya menceritakan hal-hal yang terjadi selama ini pada Azumi. Bahkan hal yang tidak ia ketahui.
Setelah kabar kematiannya, kini hanya tersisa tiga Hashira yang masih menjabat yaitu Gyomei, Uzui dan Sanemi. Kanae sendiri, tewas melawan iblis bulan atas kedua dan menyerahkan posisi Hashiranya pada sang adik, Kochou Shinobu. Banyak juga dari para mantan Hashira yang tewas dan meninggalkan banyak tempat kosong hingga akhirnya diisi oleh beberapa orang yang pernah Azumi temui saat itu.
Dan tentang Muzan, Tamayo mendapatkan informasi bahwa, Muzan kini sedang membuat eksperimen agar membuat iblis yang bisa berjalan dibawah matahari.
Tamayo juga memberitahu kelemahan terbesar Muzan. Satu-satunya jurus pernapasan yang hampir membunuhnya saat itu. Pernapasan matahari yang berasal dari Tsugikuni Yoriichi. Tamayo menjadi saksi, betapa hebatnya pernapasan itu membuat Muzan benar-benar sangat terpojok hanya dengan beberapa serangan.
Salah satu ucapan yang sangat Tamayo ingat dari penggunaan pernapasan matahari tersebut adalah Aku akan mewariskan pernapasan ini dengan harapan, Muzan dapat dikalahkan suatu hari nanti.
Itulah ucapan terakhir dari Tsugikuni Yoriichi yang Tamayo ingat sampai saat ini.
Yushiro tersentak kaget melhat Azumi yang menunduk sambil mengepalkan tangannya erat.
"Azumi?" Panggil Tamayo khawatir.
Kanae.. sudah mati..? Bagaimana bisa?
"Azumi," panggil Tamayo lagi membuat wanita itu menatapnya. "Ada apa?" Tanyanya khawatir melihat wajah kaget dan terkejut wanita didepannya.
"Tidak―Tidak, hanya terkejut.." ujarnya pelan.
Tamayo mengerti, ia terlalu banyak memberikan informasi bagi Azumi yang baru saja kembali.
Kepalaku sakit, ini terlalu membebaniku. Batin Azumi seraya memegang kepalanya yang sedikit berdengung kuat.
Tiba-tiba matanya terbuka lebar menyadari sesuatu. Ia segera bangkit berdiri dan berpamitan pada Tamayo yang baru saja ingin menyajikan teh padanya.
"Tamayo-san, maaf merepotkanmu. Aku harus pergi menemui seseorang!" Setelah mengatakan itu, Azumi akhirnya meninggalkan Asakusa dengan tergesa-gesa.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐎𝐩𝐩𝐨𝐫𝐭𝐮𝐧𝐢𝐭𝐲 | 𝐊𝐢𝐦𝐞𝐭𝐬𝐮 𝐍𝐨 𝐘𝐚𝐢𝐛𝐚
Fanfiction[FOURTH BOOK] Untuk dia yang berjuang hingga akhir. Ketidakberhasilnnya dalam melindungi dan kekalahannya saat bertarung dengan 𝘔𝘪𝘮𝘱𝘪 𝘣𝘶𝘳𝘶𝘬 yang menjadi momok menakutkan bagi semua orang berhasil membuat rasa bersalah yang teramat sangat m...