"Tomioka-san, ohayō."
Tanpa menjawab, pria itu segera berjalan pergi meninggalkannya yang tengah menatap punggungnya dengan kesal.
"Ara-ara, pantas saja kau tidak punya teman."
"Kenapa kau suka sekali menggangunya?"
Suara Azumi membuat Shinobu menoleh menatap wanita itu.
"Hmm.. senang saja melihatnya begitu. Kami juga sering mengangunya."
Azumi menggeleng pelan. "Itu sedikit jahat menurutku."
"Tidak perlu khawatir, Azumi-san. Tomioka-san memang selalu begitu." Jawabnya dan pamit mengobati para kisatsutai yang tiba-tiba berdatangan setelah menjalankan misi.
Sebenarnya alasan Azumi datang kemari adalah agar dia dapat bersembunyi dari gagaknya karena dia tiba-tiba dipanggil oleh sang atasan. Dia memiliki firasat aneh tentang kenapa dia dipanggil.
"Haduh.."
"Ketemu!"
Sebuah batu kecil secara cepat mengenai kepala Sora dan membuat gagak tersebut langsung tak sadarkan diri membuat Azumi terpekik kaget.
"Sora! Astaga jangan mati! Aku hanya refleks kaget karena kau mengagetkanku!" Dia segera berusaha membangunkannya tapi tidak ada tanda-tanda Sora akan bangun.
"Sora... Jangan mati..." Ucapnya lirih.
"Oi, apa yang kau lakukan?"
Suara sinis Obanai menyapanya dengan tidak ramah.
"Iguro-san.."
"Ck, menyingkirlah. Mengganggu saja." Usirnya dan berjalan duluan meninggalkan Azumi yang tengah menatapnya dari belakang dengan tajam. Merasa ditatap, Obanai berbalik mendapati netra biru Azumi yang menatapnya.
"Kau baru selesai menjalankan misi?" Tanyanya.
"... Ya."
Azumi segera bangkit berdiri dengan Sora yang masih berada di tangannya. "Obati dirimu. Racun itu bisa membuatmu mati secara perlahan." Setelah mengatakan itu, dia segera berjalan pergi meninggalkan Obanai yang mematung.
"Bagaimana dia tau?"
.
.
"Oyakata-sama.."
Pada akhirnya, dia sendiri yang berinisiatif memenuhi panggilan sang pemimpin.
Kagaya sendiri hanya bisa tersenyum saat Azumi terus saja menghela nafas panjang.
"Kau seperti memikirkan sesuatu yang berat." Katanya sambil terkekeh.
"Ha'i. Sangat berat hingga membuatku tidak dapat berfikir." Jawab Azumi seadanya dan kembali menatap ke depan dengan serius.
Setelah hening beberapa saat, Kagaya akhirnya mengatakan sesuatu yang membuat Azumi hampir saja meninggal di tempat karena terkejut.
"Kembalilah menjadi seorang Pilar."
"Maaf?"
Matanya mengerjap sebentar. Kagaya tersenyum.
"Tunggu sebentar Oyakata-sama. Anda serius?"
Pria itu mengangguk.
Azumi larut dalam pikirnya, dia sudah menduga hal ini dan anehnya benar-benar terjadi. Dirinya ingin sekali menerimanya, tapi di lain sisi, dia hanya ingin menjadi penonton dan akan menjadi pemain jika benar-benar dibutuhkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐎𝐩𝐩𝐨𝐫𝐭𝐮𝐧𝐢𝐭𝐲 | 𝐊𝐢𝐦𝐞𝐭𝐬𝐮 𝐍𝐨 𝐘𝐚𝐢𝐛𝐚
Fanfiction[FOURTH BOOK] Untuk dia yang berjuang hingga akhir. Ketidakberhasilnnya dalam melindungi dan kekalahannya saat bertarung dengan 𝘔𝘪𝘮𝘱𝘪 𝘣𝘶𝘳𝘶𝘬 yang menjadi momok menakutkan bagi semua orang berhasil membuat rasa bersalah yang teramat sangat m...