"Waktu berjalan cepat ya.." gumam Azumi yang kini tengah berada di sebuah desa. Dia ingin mencari suasana baru karena bosan terus berada di kediamannya.
Terakhir kali dia mengetahui keadaan Tanjiro itu saat lolos seleksi akhir pemburu iblis. Sejak itu, dia tidak lagi mendapatkan penglihatan. Azumi sendiri bisa bernapas lega karena tubuhnya tidak akan drop seperti waktu itu, tapi disisi lain ia juga khawatir dengan keadaan anak itu sekarang.
Azumi menghela nafas panjang sejenak dan membayar makanan yang sudah tadi dia pesan. Kakinya melangkah pelan menelusuri jalan desa yang ramai dengan para pedagang. Mereka juga membagikan sampel makanan gratis yang membuat Azumi terpekik senang.
Siapa yang tidak suka makanan gratis?
"Are, Azumi-san.."
Spontan tubuh Azumi berbalik, dia sama terkejutnya dengan orang yang tadi memanggilnya.
"Airi.." panggilnya lirih.
"Kak Azumi!"
Seorang gadis kecil berumur lima tahun berlari menuju Azumi dengan wajah berseri-seri. Segera dia menggendong gadis tersebut dan memeluknya erat.
"Huwaaa, aku merindukan kakak!"
"Aku juga, Hana.."
Airi yang melihat itu tersenyum kecil, dan menunggu keduanya selesai melepas rindu.
"Airi, kenapa kalian berada di sini? Desa ini sangat jauh karena berada di balik pegunungan." Azumi menatap heran perempuan yang sudah dia anggap sebagai sahabatnya itu.
"Kami hanya berjalan-jalan. Hana mengatakan bahwa dia bosan, Homura tetap tinggal untuk menjaga desa sedangkan kami berdua kemari." Jelasnya. "Dan kau sendiri?"
"Sama sepertimu." Jawabnya sambil tertawa. Airi akhirnya bisa berbagai ekspresi yang ada di wajah Azumi setelah melepaskan topeng putih miliknya. Hana juga bilang bahwa Azumi terlihat cantik jika tidak memakai topengnya.
"Bagaimana jika aku menemani kalian?" Tawarnya pada Airi. Wanita itu dengan senang hati mengiyakan, dia juga ingin mengobrol dengan Azumi setelah lama tidak bertemu.
Hana banyak berceloteh tentang apa saja yang terjadi setelah Azumi meninggalkan desa. Teman-teman seumurannya sedih karena tidak bisa lagi bermain bersama, Hana juga membongkar bahwa dia lebih merindukan kue buatan Azumi dari pada Azumi sendiri membuatnya mendengus sebal.
Airi juga menanyakan kabar Azumi, walaupun sudah berbohong, Airi tetap dapat menebak dengan tepat apa yang terjadi pada Azumi karena dia pernah memeriksa kesehatannya.
"Azumi-san, tolong jangan memaksaan dirimu."
Azumi tersenyum kecil, hahaha, ia tidak bisa janji dengan hal itu.
"Ku usahakan. Kapan kalian kembali?"
"Besok pagi. Homura pasti khawatir."
Jalan-jalan mereka diisi oleh Hana yang terus berbicara tanpa henti, Azumi bahkan sampai pusing mendengar gadis ini yang tidak kelelahan sama sekali.
Tak lama berselang, lampu lampion yang berada di atas mereka menyala menunjukkan bahwa pasar malam segera dibuka.
"Kaa-san! Ayo kita berbelanja!" Ujar Hana girang. Airi mengangguk mengiyakan, tangannya menarik Azumi agar ikut dengan mereka.
"Airi―"
"Jangan menolak kali ini."
Azumi menggeleng dan akhirnya pasrah saja saat Airi maupun Hana yang menyuruhnya untuk mencoba banyak makanan di kios-kios di sekitar mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐎𝐩𝐩𝐨𝐫𝐭𝐮𝐧𝐢𝐭𝐲 | 𝐊𝐢𝐦𝐞𝐭𝐬𝐮 𝐍𝐨 𝐘𝐚𝐢𝐛𝐚
Fanfiction[FOURTH BOOK] Untuk dia yang berjuang hingga akhir. Ketidakberhasilnnya dalam melindungi dan kekalahannya saat bertarung dengan 𝘔𝘪𝘮𝘱𝘪 𝘣𝘶𝘳𝘶𝘬 yang menjadi momok menakutkan bagi semua orang berhasil membuat rasa bersalah yang teramat sangat m...