"Rengoku-san, menjalankan misi?" Tanya Azumi yang melihat pria bersurai api itu baru saja keluar dari halaman Oyakata-sama.
"Umu! Misi kereta Mugen! Banyak warga dan pemburu iblis yang tewas, ini pasti salah satu dari iblis bulan! Karena itu aku akan membakarnya dengan semangat apiku!" Ujarnya keras membuat Azumi terbahak.
"Semangat yang bagus! Semoga misimu berhasil dan kita bisa merayakannya!" Azumi tersenyum cerah membuat Kyoujuro ikut tersenyum.
"Aku akan segera kembali! Baiklah, sampai jumpa!"
Azumi menatap kepergian Kyoujuro dalam diam, hidungnya kembali mimisan membuatnya berdecak sebal.
"Aish, merepotkan saja." Ia kembali menatap jubah api Kyoujuro. "..."
"Apa kau memang sakit parah atau bagaimana ha?"
Azumi tersentak kaget dengan kedatangan Sanemi yang muncul di depannya. Ia segera mengeluarkan sapu tangan dan membantu Azumi untuk menghentikan pendarahannya yang tak berhenti.
"Kau menyembunyikan sesuatu." Katanya sedikit tegas agar membuat Azumi mau mengatakan apa yang sebenarnya terjadi.
"Tidak ada apapun yang ku sembunyikan, Sanemi. Kelelahan. Hanya kelelahan."
"Tiga kali kau berkata hal yang sama. Gyomei bahkan sampai bertanya pada Kochou tentang kesehatanmu, tapi gadis itu hanya mengatakan bahwa kau kelelahan." Sanemi menarik sapu tangannya. "Selelah apa sampai kau terus mimisan?"
"Lelah.. sangat lelah.." Azumi menjawab pelan dan tersenyum menatap Sanemi. "Saking lelahnya, aku bisa mati sekarang." Ia tertawa kecil tapi Sanemi hanya merespon datar.
"Jangan kau pendam sendiri, Azumi. Kau punya orang-orang yang mengkhawatirkanmu disini," untuk pertama kalinya, Azumi mendengar ucapan tulus yang keluar dari mulut Sanemi.
Ia bahkan mengedipkan matanya beberapa kali dengan mulut menganga.
"Menyeramkan, mimpi apa ini? Sanemi berujar tulus penuh kekhawatiran? Perbuatan baik apa yang kulakukan semalam sih?"
Perempatan imajiner langsung muncul di dahi pria itu.
"Sialan! Aku mengkhawatirkanmu bodoh!" Teriaknya dengan telinga memerah. Azumi terkekeh geli melihat sikap tsundere Sanemi.
"Ha'i ha'i. Aku baik-baik saja, Sanemi-kun. Lihat, aku masih bisa mengalahkanmu lagi 60-89. Jika kau mau membantuku membulatkannya menjadi 90, aku senang hati menerimanya."
Wajah Sanemi berubah merah padam saat mendengar '-kun'. Hanya Kanae yang dulu memanggilnya seperti itu dan sekarang, sahabat gadis yang ia cintai itu juga memanggilnya dengan cara yang sama.
"Cih, terserah. Dasar aneh!"
"Aww, kau lucu codet.."
"Wanita ini!!"
Azumi tertawa keras karena membuat Sanemi memerah, lihatlah wajahnya. Entah itu memerah malu ataupun marah, yang penting merah hehehe.
"Sudahlah, aku mau pergi. Dasar wanita aneh." Sanemi berlalu sambil menghentak-hentakan kakinya dengan kesal, dari pandangan Azumi, Sanemi terlihat lucu.
"Sikap tsun-tsunnya belum hilang juga."
"Aku mendengarnya!"
Azumi kembali terbahak keras sampai-sampai memegangi pohon sakit kerasnya ia tertawa.
.
.
"Ara, Sora, apa yang kau bawa ini?" Azumi mengambil barang terbalut kain tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐎𝐩𝐩𝐨𝐫𝐭𝐮𝐧𝐢𝐭𝐲 | 𝐊𝐢𝐦𝐞𝐭𝐬𝐮 𝐍𝐨 𝐘𝐚𝐢𝐛𝐚
Fanfiction[FOURTH BOOK] Untuk dia yang berjuang hingga akhir. Ketidakberhasilnnya dalam melindungi dan kekalahannya saat bertarung dengan 𝘔𝘪𝘮𝘱𝘪 𝘣𝘶𝘳𝘶𝘬 yang menjadi momok menakutkan bagi semua orang berhasil membuat rasa bersalah yang teramat sangat m...