"Azumi!" Pekik Uzui dari kejauhan yang sedang berlari kearahnya.
Nafasnya tersengal-sengal karena berlari mencarinya ditambah dengan marahnya Sanemi karena membuat Azumi tiba-tiba menghilang membuat mereka berfikir bahwa ia kabur dari mereka.
"Ada denganmu, Uzui?"
"Hah.. Sanemi ingin membunuhku! Dan juga maaf soal tadi. Itu benar-benar tidak sengaja." Ujar Uzui jujur.
Azumi terbahak. Mitsuri dan Shinobu yang juga berada di sana ikut tertawa. "Aku tau. Hanya saja tadi aku terlalu terkejut karena ini pertama kalinya kalian menatapku tanpa topeng."
Uzui menghela nafas lega, kini tinggal Sanemi. "Sepertinya kita harus pergi menemui yang lainnya. Mereka khawatir denganmu."
.
.
"Maaf membuat kalian kerepotan." Suara Azumi membuat mereka semua menoleh menatapnya yang kini menggunakan topeng. "Aku terlalu kekanak-kanakan ya."
Bugh!
Sebuah pukulan keras mendarat di kepala Uzui dengan pelaku sebagai: Sanemi, Iguro dan Kyoujuro.
"Hei kenapa kalian―"
"Tutup mulutmu sialan. Kau beruntung hari ini." Ucap Sanemi dengan mata melotot seram membuat Uzui berteriak kaget sekaligus takut.
"Aku sudah m-meminta maaf!" Uzui menoleh pada Azumi yang berdiri diam di samping Gyomei. "A-azumi, tolong jelaskan pada mereka!"
"Sudahlah, Sanemi. Dia sudah minta maaf padaku." Lerai Azumi sambil mengambil ohagi milik pria bersurai putih tersebut. "Itu juga tidak sengaja. Tenang saja, nyam~ aku tidak akan kabur."
"Oi, jangan ambil makananku!"
"Kau tidak membelinya kan? Aku tau kau menyukai makanan gratisan."
Sanemi hanya menggeram kesal dan membuat muka tak suka.
"Nishimura-sama," panggil Kyoujuro.
"Azumi." Ia menoleh, "panggil saja Azumi."
Pria itu mengangguk. "Azumi-san, kenapa kau kembali memakai topeng?"
"Hm~ bagaimana ya? Aku sudah terbiasa memakainya bahkan saat tidur. Mungkin karena kurang terbiasa dengan wajahku yang terlihat." Jelasnya. "Tapi, jika kalian ingin aku melepaskan topeng, aku tidak keberatan."
Azumi melepaskan topeng putih diwajahnya dan kembali memperlihatkan wajahnya. Kini mereka dapat dengan jelas berbagai ekspresi di wajah wanita itu. Dari senang, sedih, kesal, bahagia dan sinis pun juga ada.
"Eh?"
Muichiro tiba-tiba saja menarik tangannya sambil memberikan sebuah kertas ditangannya.
"Ajari aku.. membuat angsa terbang.."
"Ternyata kau penasaran sekali, ya. Tokito-san."
Dengan sabar, Azumi mengajar Muichiro cara membuat angsa terbang. Sebenarnya sangat mudah namun Muichiro sedikit kesulitan membuat angsa tersebut terbang.
"Ini.. sulit."
"Sebenarnya mudah. Lihat."
Azumi mengayunkan tangannya pelan dan muncul angis sepoi-sepoi menerbangkan angsa kertas itu.
"Oh.. aku tidak tau cara membuat angin itu.."
"Hm.. baiklah. Kalau begitu, cobalah buat angsa maupun pesawat dari semua kertas itu."
Muichiro mengangguk dan dengan cepat membuat banyak sekali angsa dan pesawat. Anak ini sepertinya sudah terlatih melipat kertas.
Namun tiba-tiba, Azumi merasa detak jantungnya berdetak lebih cepat dan baru ia sadari, ia mimisan.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐎𝐩𝐩𝐨𝐫𝐭𝐮𝐧𝐢𝐭𝐲 | 𝐊𝐢𝐦𝐞𝐭𝐬𝐮 𝐍𝐨 𝐘𝐚𝐢𝐛𝐚
Fanfiction[FOURTH BOOK] Untuk dia yang berjuang hingga akhir. Ketidakberhasilnnya dalam melindungi dan kekalahannya saat bertarung dengan 𝘔𝘪𝘮𝘱𝘪 𝘣𝘶𝘳𝘶𝘬 yang menjadi momok menakutkan bagi semua orang berhasil membuat rasa bersalah yang teramat sangat m...