Tanjiro kini bertarung dengan Iblis Bulan Atas tingkat 6 itu. Nafasnya naik turun karena kesulitan untuk menebas Iblis itu karena kecepatannya dan kelenturannya, ditambah katana Tanjiro yang terkikis juga menjadi penyebab.
Pernapasan air tidak cocok untuk Tanjiro. Hal itu mengakibatkan pedangnya yang terkikis dan penggunaan pedang yang tidak akurat. Tarian Dewa Api lebih cocok dengan Tanjiro, tubuhnya lebih selaras. Tapi walaupun begitu, Tanjiro tidak bisa menggunakan pernapasan tersebut secara beruntun karena akan membuatnya kesakitan.
"Menurut buku pemberian Azumi-san, untuk meningkatkan penggunaan pernapasan Matahari, penggunaan harus meningkatkan suhu tubuh hingga ke tingkat paling tinggi. Lebih tepatnya, mendorong kekuatan hingga melewati batas." Batin Tanjiro mengingat isi buku tentang pernapasan Matahari. Tanjiro pernah berlatih menggunakan petunjuk dari buku. Suhu tubuhnya meningkat drastis, dia berhasil menggunakan Tarian Dewa Api secara beruntun namun pada akhirnya dia jatuh kesakitan dan suhu tubuh mencapai 38° karena terlalu memaksakan diri.
Tiba-tiba saja, sebuah Obi terbang dan masuk ke dalam tubuh iblis itu. Nampak hening sejenak sebelum mahkluk itu menghilang entah kemana dan membuat Tanjiro mencarinya.
"Sudah kuduga!" Tanjiro menoleh ke sebuah rumah. Di atasnya terdapat iblis itu. Rambut iblis itu yang awalnya hitam perlahan berubah putih. "Ada Pilar, ada Pilar disini!!" Katanya dengan suara bahagia. Tanjiro merasa aura iblis ini berubah sepenuhnya. Rasanya berbeda dan sangat sesak.
"Apa-apaan pedang itu?! Jangan berkelahi di depan rumah orang! Cepat pergi dari sini!" Ucap seseorang pria yang mendengar keributan keduanya. Orang-orang yang ada di dalam rumah mulai mengintip apa yang sebenarnya terjadi.
Tanjiro berbalik dengan panik, menyuruh pria itu untuk tidak mendekat karena berbahaya. Iblis itu nampak tersinggung dengan ucapan orang itu dan dengan cepat, langsung menyerang semua orang yang berada di sana dengan Obinya dan memotong semua hal yang ada di sana.
Aku harus melindungi― Batin Tanjiro.
Pernapasan Petir, bentuk pertama: Kilatan halilintar.
Suara dentuman bersamaan dengan petir menyambar muncul disekitar tempat Tanjiro berdiri sekarang. Gerakan yang sangat cepat dan berhasil memotong seluruh Obi milik Iblis itu. Tanjiro terkejut, dia menoleh melihat kerusakan yang diperbuat namun tidak terlalu parah walaupun tetap memakan korban jiwa.
"Apa?!" Kaget iblis itu mencari siapa yang baru saja menangkis seluruh serangannya. Matanya membulat sempurna dan berpindah dengan cepat ke tempat lain sesaat sebelum sebuah Nichirin mengenainya.
Kini sosok itu jelas di hadapan keduanya. Wanita dengan surai hitam dengan tatapan biru kelamnya serta, hawa membunuh yang cukup pekat. Wanita yang hampir dia tangkap kemarin malam, kini berada di depannya.
"Azumi Nee-sama!!" Pekik Tanjiro terkejut melihat kedatangan wanita itu yang cukup mengejutkannya.
Nee-sama? Wanita ini kakak si buruk rupa itu? Tidak. Hawa keberadaanya bukan seperti bocah itu. Batin Iblis itu waspada melihat wanita. Ditambah, wanita ini sangat cepat.
Gejolak aneh muncul setelah Azumi melakukan teknik pernafasan. Jantungnya berdetak lebih cepat dan penglihatannya sedikit memburam.
"Apa kau Pilar?" Tanya Iblis itu penasaran.
"Kaminari Bashira. Dan kau pasti Daki." Hembusan angin kecil terdengar. "Aku benar?"
"Pilar Petir?" Gumam Iblis bernama Daki itu. Perlahan dia mulai tersenyum dan tertawa geli. "Bagaimana jika kau menyerah saja!? Aku ini Iblis Bulan Atas tingkat 6 loh!" Pamer Daki membuat Azumi bergeming.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐎𝐩𝐩𝐨𝐫𝐭𝐮𝐧𝐢𝐭𝐲 | 𝐊𝐢𝐦𝐞𝐭𝐬𝐮 𝐍𝐨 𝐘𝐚𝐢𝐛𝐚
Fanfiction[FOURTH BOOK] Untuk dia yang berjuang hingga akhir. Ketidakberhasilnnya dalam melindungi dan kekalahannya saat bertarung dengan 𝘔𝘪𝘮𝘱𝘪 𝘣𝘶𝘳𝘶𝘬 yang menjadi momok menakutkan bagi semua orang berhasil membuat rasa bersalah yang teramat sangat m...