I - Prolog

1.9K 184 46
                                    

Seperti janji. 95 pengikut, book baru:'
Harus vote + comment supaya bisa double up kalau sesuai expect dan jangan lupa follow akunku biar nggak ketinggalan book-book haluan GyeoulHoon (Masih candu sama kapal ini, kalau udah nemu kapal baru langsung ku buat book-nya). Btw.. ada yang dukung kapal Bomi-Hyungseok?

Happy Reading

Hamparan jingga memulas bumantara. Menjadi saksi bisu kepergian syamsi yang bersinar. Mega mendung berkumpul, melambai lesu pada sang bayan yang meredup.

Seorang anak laki-laki memandang hamparan jingga di atasnya. Lalu bersiul, terpukau pada keindahan bumantara di tengah perginya syamsi.

"Buna! Buna!"

Seorang perempuan berambut merah muda menunduk, memandang anak laki-lakinya yang menatapnya penuh binar. "Ada apa?" Ia bertanya lembut sembari mengusap surai hitam putranya.

"Lihat atas! Cantik sekali!" sanjung anak laki-laki itu sembari memandang angkasa.

Gyeoul, perempuan berambut merah muda itu terkekeh. Dia mencubit pipi anaknya gemas sebelum membubuhkan kecupan manis di keningnya. Ia tahu, dirgantara sangatlah cantik.

Sebanding dengan pesona suaminya yang membuatnya khilaf setiap waktu. "Ini bukan akal-akalanmu untuk membujuk Buna, kan?" tukasnya sambil tersenyum.

Taemoon mengerucutkan bibirnya. Hajatnya sudah ketahuan, tiada guna menyembunyikan. Dia akui, sangat susah menjalankan taktik bulus untuk mengelabui ibunya.

"Humph.. Buna~" rengeknya.

"Moonie mau ke situ!" pintanya sembari menunjuk sebuah arcade game yang terbuka. Gyeoul pun melongok, memirsa arah tuju telunjuk sang anak.

Lantas ia mengulum senyum, maklum dengan hajat sang anak yang sama seperti suaminya. "Sudah lama nggak ke tempat itu.." lirihnya.

"Ya, sudah. Kita main, tapi jangan sampai malam banget ya?"

"Um! Siap, Buna!" seru Taemoon girang. Lalu ia berlari, meninggalkan ibunya yang menggelengkan kepala gerun.

Ada seberkas memori yang hinggap di kepalanya. Membuat Gyeoul bergumam lirih sebelum menyusul langkah ribut sang anak ke arcade. Dia senang kembali ke tempat ini, mengingatkan akan masa lalunya yang indah dan juga konyol.

Kling.

"Selamat dat— Gyeoul?"

Kedatangannya disambut oleh seorang pria paruh baya yang memandangnya takjub. Dia pun tersenyum, membungkuk sekilas sebagai bentuk penghormatan.

"Malam, Paman.." sapanya hangat.

Pria paruh baya itu tersanjung. Lantas tersenyum, membalas sapaan hangat Gyeoul yang membekas di benaknya. Sudah lama ia tak melihat gadis itu berkunjung ke arcadenya.

Rupanya sekarang ia sudah tumbuh menjadi perempuan cantik jelita dengan seorang putra di sampingnya. Dia menunduk, menatap sang anak yang mengerjap lucu di sebelah kanan ibunya.

"Ini anakmu? Imut sekali," pujinya.

Gyeoul tertawa renyah. Lantas mengusap kepala Taemoon yang bergoyang-goyang, mengikuti musik yang mengalun di tempat ini. Dia membenarkan pernyataan sang pemilik arcade lalu bertanya tentang perkembangan bisnis pria tersebut.

Hwang Jungwoo, sang pemilik, dengan senang hati menjabarkan perkembangan pesat dari arcade miliknya. Gyeoul pun mengangguk-angguk sepanjang cerita, mendengarkan dengan seksama sekaligus bertanya sebagai pemanis.

Setelah itu dia menunduk, memandang Taemoon yang sedari tadi menarik-narik ujung bajunya. "Buna.. Moonie mau main!" keluh sang anak sembari mengerucutkan bibirnya.

Arcade Boy {Fem!Dom}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang