Vote dulu. Baru baca!
Happy Reading
"Wah! Ayah keren!!"
Taemoon menyanjung. Ia membayangkan sang ayah yang melawan sekumpulan preman sendirian. Itu benar-benar hebat seperti superhero.
Namun dia malu membayangkan tingkah ibunya yang kelewat konyol. Masa sembunyi di tempat sampah. Mana diremas-remas itu sampah organiknya.
Nggak kebayang bau tangan ibunya seperti apa. Lamun ia kagum dengan tekad Gyeoul meski caranya lumayan susah dinalar. Dia jadi ingin seperti sang ibu kelak, tapi dengan cara yang rasional dan normal.
"Terus.. Buna nggak ada saingan gitu?" Taemoon bertanya sembari mengadah, memandang sang ibu yang tersenyum kepadanya.
"Tentu ada!@ Malahan banyak banget!@" sahut seseorang dengan aksen khasnya.
Gyeoul pun berpaling, menilik seorang perempuan berambut hitam panjang bergelombang dengan tubuh mungil. Ia mengerutkan dahi, setahunya Gaeul memiliki rambut pendek. Mengapa sekarang jadi panjang?
"Gaeul.. rambutmu-"
"Rambut palsu, santai saja@ Aku pakai ini karena lagi jalan sama suami dan anak hehe@" Gaeul menjelaskan sembari memandang Taemoon yang memiringkan kepala.
Taemoon merasa asing dengan figure di sebelah ibunya. Namun mendengar nama yang disebutkan Gyeoul membuatnya tahu bahwa sosok tersebut adalah teman malaikat hidupnya semasa SMA. Ia tak sangka bila berkesempatan bertemu dengan Gaeul.
"Haloo, Bibi!" sapa Taemoon ramah sembari menunjukkan cengiran khasnya. Gaeul tersentak, anak laki-laki di depannya sangat mirip dengan Taehoon.
Dia pun berbisik pada Gyeoul, mengatakan jikalau putranya seperti duplikat dari Taehoon. Gadis berambut merah muda itu tergelak, ia sering mendengar pernyataan itu dari teman-temannya setelah melihat anak semata wayangnya.
"Buna.. Saingan Buna pasti nda lebih cantik dari Buna!" ucap Taemoon. Kedua netranya pun berbinar saat mengatakannya. Tak menghiraukan kedua perempuan yang speechless karena ucapan polosnya.
"Kau tidak kasih tahu kalau sainganmu cowok bukan cewek?@" bisik Gaeul pada Gyeoul yang tergelak.
Sebenarnya Gyeoul ingin membeberkan fakta mencengangkan ini jikalau musuhnya bukanlah perempuan melainkan laki-laki. Lamun ia tak ingin menghancurkan ekspetasi sang anak. Jadi, dia terpaksa memendam kebenaran tersebut daripada menuai pertikaian pendapat.
"Buna! Ayo lanjutkan!" pinta Taemoon dengan semangat juang. Dia tak sabar mendengar kisah ayahnya lagi dari sang ibu.
Gyeoul menggelengkan kepala pelan sembari mengusap rambut hitam putranya. Dia merasa gemas sekaligus sungkan lantaran harus bercerita tentang masa lalunya.
Akan tetapi demi kesenangan sang anak. Ia rela membuka lembaran lama yang indah dan menuai malu. Setidaknya Taemoon bisa memetik sisi positif dari kisahnya.
💥💥💥
Gangbuk, 5 Desember 2021
Kling.
"Selamat datang, Gyeoul!"
Jungwoo menyambut hangat seorang gadis berambut merah muda yang senantiasa datang pada jam segini. Tak ayal jikalau dirinya hapal tabiat sosok tersebut tatkala berkunjung.
"Paman, pe-"
"Korean Strawberry Latte dan sandwich, benar?" terka Jungwoo dengan senyum manisnya.
Gyeoul terkekeh lantas mengangguk. Ternyata Jungwoo mengingat menu makanan dan minuman yang sering dipesannya di sini. Setelah itu ia mencari tempat duduk yang strategis untuk memantau dari pojok selera. Namun rupanya kursi yang selalu diduduki sudah dibooking kan oleh Jungwoo supaya dia bisa duduk di sana tanpa gangguan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arcade Boy {Fem!Dom}
Fanfiction🎈follow dulu sebelum baca Gyeoul sering ke arcade game. Sayangnya di sana dia nggak main apa-apa. Ia datang hanya untuk melihat cowok yang ditaksirnya. "Kiw cantik~" - HGO "Anjing, pinky!" - STH Chara milik Park Taejoon. Aku hanya meminjamnya! Don'...