II - Pandangan Pertama

715 132 5
                                    

Jangan lupa vote ya!

Happy Reading

Gangbuk, 1 Desember 2021

Kling.

"Selamat datang~"

Gyeoul tersenyum, menanggapi sambutan hangat dari penjaga arcade. Lantas ia melongok, memandang temannya yang jingkrak-jingkrak di samping kanannya.

"Gaeul, jangan buat aku malu seharian saja bisa?"

Gadis berambut hitam pendek menggeleng cepat. "Nggak seru kalau nggak buat kamu malu sehari@" sahutnya sembari lari ke salah satu game favoritnya.

Gyeoul mendengus lantas berjalan tenang ke pojok selera yang tersedia di arcade game ini. Dia tak bernafsu untuk makan ataupun main. Jadi, ia hanya duduk di sini seraya memantau teman satu-satunya yang ngakak brutal ke salah satu pengunjung.

Beruntung dia tak di sisi gadis itu. Kalau iya, nggak kebayang malunya kaya gimana gara-gara sikap SKSD Gaeul.

"Kau bisa diam tidak?!" sentak salah satu pengunjung yang memiliki perangai layaknya berandalan.

Gyeoul menajamkan penglihatannya, menilik paras pemuda yang menarik perhatiannya. Lantas bergumam, mendeskripsikan kharisma sosok tersebut.

Kulit pemuda itu sangat bersih layaknya susu putih. Hidungnya mancung, matanya tak terlalu belo, dan bulu matanya lentik seperti perempuan. Gyeoul menelan salivanya.

Manik delimanya terpaku pada bibir merah muda alami yang menambah kesan eksotis pada diri pemuda itu. Bayang-bayang liar pun mulai bermunculan membuat saliva menetes dari sudut bibirnya. Beruntung ia segera menyeka air liurnya jika tidak, mungkin dia akan dianggap mesum oleh orang sekitarnya.

"Uh, maaf. Maaf karena mengganggumu..@" Gaeul meminta maaf sembari membungkukkan badan.

Lalu gadis itu duduk di samping temannya. Sesekali ia menyikut, memberi kode pada temannya apakah pemuda itu sudah berpaling atau belum.

Sedangkan Gyeoul yang memantau dari kejauhan tergelak. Baru pertama kali ia melihat Gaeul ketakutan seperti tadi. Padahal berisik di arcade adalah hal lumrah. Namun pemuda yang mencuri perhatiannya justru merasa terusik.

Dia jadi ingin mengetahui nama pemuda itu dan berkenalan, tapi sepertinya nggak mudah. Lantaran dia sudah paham tabiat sosok tersebut melalui ucapannya pada Gaeul.

Pemuda itu pasti galak dan nakal. Gyeoul harus cari strategi lain untuk mendekati sosok tersebut. Kalau tidak, hubungannya yang belum berbunga sudah layu duluan lantaran risih.

Gyeoul menimang, mencari cara efektif untuk mengetahui identitas pemuda itu. Lalu sebuah bohlam lampu kuning muncul di kepalanya. Ia pun bangkit, menghampiri penjaga arcade yang bergidik ngeri melihat perangai pemuda itu.

"Maaf, Paman. Dia siapa?" Dia bertanya lembut, enggan menunjukkan sifat datarnya demi gratisan.

Paman itu melongok, memirsa pemuda berparas cantik yang hampir membuat keributan. "Ah, dia.. Seong Taehoon," balasnya sembari menelab saliva takut.

Gyeoul mengernyit kemudian mendengus. Sepertinya pemuda cantik itu ditakuti oleh semua orang. Dia jadi tertantang untuk memilikinya.

"Ini semakin menyenangkan," gumamnya.

"Sebaiknya adek jangan dekati dia," saran Hwang Jungwoo.

Gyeoul menggeleng, menolak petuah berarti itu. "Aku mau tetap dekati, tapi nggak tahu caranya," timpalnya sembari menghela napas.

Arcade Boy {Fem!Dom}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang