XVIII - Manis

446 100 13
                                    

Jangan lupa vote.
Jangan lupa komen, sebiji doang gol
Jangan lupa follow yuk
Genapin jadi 200!

Happy New Year ya!!

Happy Reading

Gangbuk, 31 Desember 2021

K. Minji
Taehoon pergi ke Sungai Han.
Malam ini, jagain!
———————
Gyeoul tersenyum lantas menggelengkan kepala setelah membaca pesan dari Minji. Dia memang berencana akan menjaga Taehoon dari sekarang hingga masa depan nanti.

Ia sudah cukup bermain kucing-kucingan. Kini saatnya dia menemui anak kucing yang mencarinya dari kemarin. Gyeoul tak sabar ingin memeluk pemuda manis yang mencuri perhatiannya sejak lama.

Lamun sesampainya di Sungai Han. Ia tak kunjung menemukan batang hidung pemuda itu. Cukup sulit mencari salah satu insan di tengah lautan manusia yang memadati tempat ini. Kedua manik delimanya sampai terus mengedar ke segala arah, mencari keberadaan Taehoon yang entah dimana.

Setelah itu ia duduk di bangku taman yang kosong. Mengusap wajahnya kasar sebelum memandang bumantara di atasnya. Dia menyukai hamparan mega yang nampak samar di matanya. Meskipun gugusan bintang tidak menemani malam indah ini.

"Eh.. tadi Seong Taehoon bukan, sih?"

Indra pendengarannya seketika menajam tatkala nama seseorang yang dicarinya terdengar. Ia pun menguping pembicaraan para gadis di sebelah kirinya guna menemui keberadaan pemuda itu.

"Iya, itu dia."

"Kok sendirian? Biasanya sama om-om berduit itu!"

"Taehoon bosan kali sama om-om terus ngincar tante-tante.."

Para gadis itu tertawa cekikan. Mereka membicarakan Taehoon tanpa tahu keberadaan orang lain yang tengah menguping. Gyeoul mendengus setelah mendengar obrolan unfaedah yang jatuhnya ke ghibah itu.

Ini salah satu alasan kenapa ia tak memiliki teman selain Gaeul. Itu karena sifat-sifat teman sekelasnya yang sering membuat geng dan membicarakan keburukan orang lain. Sok merasa diri mereka perfect, belum lagi permasalahan harga diri.

Gyeoul sering menemukan konflik dalam kelompok. Dimana saat salah satu dari mereka melakukan kesalahan, maka teman-teman yang lain akan menjauh dan mengacuhkannya.

Sungguh memuakkan jika masuk ke dalam perkumpulan yang toxic. Saling tak menyukai, tapi tetap berteman. Seolah-olah menunggu momen yang tepat tuk menyerang. Istilah teman dalam selimut memang benar adanya.

Gyeoul pun beranjak dari bangkunya dan berdiri di depan perkumpulan gadis yang membicarakan Taehoon barusan. Dia tersenyum saat tatapan sinis terlontar kepadanya. Ia mencoba ramah dan sopan pada para gadis yang selalu menggunjing di belakang orang.

"Permisi.. bolehkah saya bertanya?"

Peraturan pertama, meminta izin sebelum bertanya.

"Ya, silahkan.."

Seorang gadis berkacamata tebal mengizinkan dirinya untuk bertanya. Gyeoul tersenyum sekilas sebagai formalitas meskipun dalam hati mencibir orang di depannya.

Ternyata menilai seorang dari sampulnya memang tidak boleh. Lantaran anak kutu buku sekalipun tetap bisa memiliki rasa sirik dan dengki. Dia benar-benar tak menyangka jika gadis nerd ini barusan ikut menggunjing dengan teman-temannya.

"Saya sedang mencari Seong Taehoon, apa kalian tahu keberadaan pemuda itu?"

Peraturan kedua, bertanya sesuai kebutuhan. Jangan menyelipkan kalimat yang mengklaim diri sebagai penguping. Itulah dua peraturan yang kakak laki-lakinya katakan kepadanya jika ingin bertanya sesuatu pada seseorang.

Arcade Boy {Fem!Dom}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang