Seperti biasa, vote dulu
Happy Reading
Gangbuk, 12 Desember 2021
"Hoon, ayo jadi baby-ku!"
Taehoon melongos. Sejak kemarin, Gyeoul tak henti-henti menawarkannya menjadi baby. Dia bukannya mau menolak rejeki won, tapi harga dirinya yang setinggi langit bisa jatuh kalau jadi sugar baby.
"Nggak mau, aku dominan bukan male sub!" tolak Taehoon seraya mengambil botol susu bayi dari balik jaketnya.
"Mana ada dominan minum susu masih pakai dot!" cibir Gyeoul seraya merenggut kemudian merampas botol bayi yang Taehoon genggam.
Taehoon cemberut. Dia berupaya merebut kembali botol susu miliknya. Namun Gyeoul langsung mengambil jarak, berdiri di dekat pintu arcade seraya menggoyang-goyangkan botol bayi punyanya.
"HEI!" seru Taehoon dilahap api. Ia beranjak dari kursinya. Lalu berlari, mengejar Gyeoul yang sudah mengerahkan jurus langkah seribu.
Keduanya pun berlarian, menebus lautan insan yang tak sepadat biasanya. Beberapa pejalan kaki menilik kegiatan mereka yang terlihat mesra, akur, sekaligus menjengkelkan. Pasalnya Taehoon berulang kali menabrakkan bahunya pada orang yang melintas di sebelahnya.
Dia tidak meminta maaf lantaran fokus mengejar Gyeoul yang mulai tenggelam dalam hiruk pikuk kota. Taehoon pun berhenti, netranya mengembara ke segala penjuru, menelisik satu per satu orang yang berlalu-lalang.
"Haaa.. sial. Aku kehilangan jejak!" umpatnya seraya menghela napas.
Setelah itu dia berlari ke arah Sungai Han. Ia berkeliling di sana sebelum membaringkan tubuhnya di rerumputan. Dia tersenyum, memandang bumantara yang nampak putih hari ini.
Tak lama kemudian sebutir krsital dingin mendarat di pipinya. Taehoon tertegun sejenak sebelum mengusap butiran putih yang berubah menjadi air es. Salju.
Salju pertama telah turun hari ini. Begitu cantik nan indah, memukau netra coklatnya yang mengembara di angkasa. Dia pun memejamkan mata, terlena dengan sensasi dingin yang menyengat kulitnya putih pucatnya.
Secara berangsur-angsur kesadarannya melebur, berganti bunga tidur yang menemani kekagumannya pada bumantara. Sementara di sisi lain, Gyeoul nampak kebingungan mencari eksistensi Taehoon yang lenyap ditelan hiruk pikuk kota.
Lalu ia mengadah, memandang cakrawala putih yang menangis dingin. Dia tersenyum, menadah butir-butiran kristal dengan tangan kanannya. "Indahnya.." sanjungnya pada alam.
Ssst..
Terbesit di pikirannya sebuah tempat yang belum dikunjunginya sedari tadi. Dia pun bergegas, berlari menuju Sungai Han demi menemukan pemuda manis yang merenggut hatinya.
Gyeoul yakin. Pemuda itu pasti ada di sana. Walau intuisi membantah lantaran mustahil seseorang pergi ke Sungai Han di musim seperti ini. Lamun ia tetap berpegang teguh pada kata hatinya.
"Benar ternyata.." gumam Gyeoul sesampainya di Sungai Han. Lalu melangkah, mendekat ke arah Taehoon yang berbaring di rerumputan dengan mata terpejam damai.
"Cantiknya.." sanjungnya sembari berjongkok di sisi kanan Taehoon.
Ia menatap lamat paras Taehoon yang cantik nan manis lalu terpaku pada bibir merah mudanya. Dia mengukir senyum, pemuda ini mengingatkannya pada kisah Snow White yang tertidur selamanya karena kutukan sang penyihir.
Namun kutukan tersebut lenyap karena ciuman tulus dari sang pangeran. Gyeoul pun berinisiatif mencoba, menerapkan perangai pangeran dalam kisah dongeng tersebut. Dia mendekatkan bibirnya, mengikis jarak di antara wajah mereka secara perlahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arcade Boy {Fem!Dom}
Fanfiction🎈follow dulu sebelum baca Gyeoul sering ke arcade game. Sayangnya di sana dia nggak main apa-apa. Ia datang hanya untuk melihat cowok yang ditaksirnya. "Kiw cantik~" - HGO "Anjing, pinky!" - STH Chara milik Park Taejoon. Aku hanya meminjamnya! Don'...