XIII - Permintaan

289 97 25
                                    

Gangbuk, 20 Desember 2021

Gyeoul datang lagi ke rumah Taehoon untuk menjenguk pujaan hatinya yang masih terbaring di ranjang. Namun berbeda dari hari sebelumnya. Kali ini ia membawa buah tangan spesial yang dicarinya di supermarket kemarin.

Tok. Tok. Tok..

Dia mengetuk pintu secara perlahan, berharap penghuni rumah sadar akan ketukannya. Tak lama kemudian terdengar suara gadis yang menyahut dari dalam. Gyeoul sudah menduga kalau itu Minji.

Dia pun bertanya dalam hati, apa hubungan gadis itu dengan Taehoon?

"Ah, kamu lagi!" ujar Minji setelah membuka pintu. Dia pun tersenyum, memandang Gyeoul yang menatapnya sinis seolah punya dendam pribadi.

"Jangan salah paham! Aku anak teman ayahnya yang disuruh jaga Taehoon selama Paman Hansoo pergi," jelas Minji saat tahu arti tatapan Gyeoul tadi.

"Oh! Begitu!"

Air muka Gyeoul pun berubah. Tak lagi sinis seperti memendam api. Membuat Minji menghela napas lega setelah memberi penjelasan pada gadis di depannya.

"Kamu langsung masuk ke kamarnya. Dia lagi tidur.." kata Minji sambil menilik barang yang dibawa Gyeoul.

Gyeoul yang merasa dilihatin buru-buru menyimpan buah tangannya di balik punggung. Lalu menyelonong masuk ke kediaman Seong, meninggalkan Minji yang diserang ribuan tanda tanya.

"Itu buah tangan? Kok beda..." gumam Minji sembari melihat punggung Gyeoul yang menghilang ke lantai atas.

Tok. Tok. Tok

"Eh, ngapain ngetuk ya.. kan doi lagi bobo.." monolog Gyeoul saat menyadari kebodohannya.

Dia pun menepuk jidat lalu membuka pintu yang menghalanginya masuk. Kedua manik delimanya memirsa, memandang Taehoon yang terbaring nyaman di ranjang.

"Aku masuk ya.." lirih Gyeoul sambil memasuki kamar bernuansa putih biru milik Taehoon.

Dia mendekat, berdiri di sisi kanan ranjang Taehoon sembari mengamat wajah damai pemuda itu. Setelah itu kedua maniknya menggembara, menelusuri setiap sudut kamar yang ia masuki.

Dia baru sadar kalau kamar Taehoon sangat rapi. Berbeda dari kesan pemuda itu yang kelihatan seperti berandalan. Walau ia juga itu, kenapa kamarnya nggak serapi ini?

Padahal setiap harinya bersihin. Cuma emang suka khilaf aja berantakin lagi. Jadinya kaya kapal pecah deh.

"Kapan kau datang?"

"AAA AYAM!!"

"BERISIK!"

Gyeoul menutup mulut. Lalu memandang netra coklat Taehoon yang terbuka sedari tadi. Dia pun bertanya-tanya, kapan pemuda ini terbangun.

"Baru saja."

Ia mengerutkan dahi. Dia hanya bertanya dalam hati. Lantas kenapa Taehoon bisa tahu isi kalbunya?

"Karena wajahmu mengatakannya."

Gyeoul melongo. Kayanya Taehoon ada bakat untuk jadi cenayang.

"Kau mau apa kemari?" tanya Taehoon sambil melirik kantong plastik yang Gyeoul bawa.

Kedua netranya seketika berbinar, menyangka bahwa yang dibawa gadis itu adalah makanan.  Gyeoul yang sadar arah tatapan Taehoon pun langsung memberikan benda yang dibawanya.

"Apa ini?"

"Buah tangan."

Taehoon tersenyum. Ia hendak membukanya. Namun indra penciumannya menangkap bau yang tak asing.

Arcade Boy {Fem!Dom}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang