XIX - Penutup Kisah

417 92 21
                                    

Jangan lupa vote.
Jangan lupa komen, sebiji doang gol
Jangan lupa follow yuk
Genapin jadi 200 yuk!

Happy Reading

"Selamat datang.."

Senyum manis Gyeoul luntur seketika setelah melihat betapa berantakan rumahnya saat ini. Lalu dia menatap gerun sang suami yang terkikik sembari mengusap tengkuk belakangnya.

"Maaf, belum sempat rapihin hehehe.." Lelaki itu menyengir pelan kemudian menendang bola anaknya yang tergeletak di sebelah kakinya.

Gyeoul menghela napas pelan kemudian menunduk, memandang Taemoon yang geleng-geleng kepala melihat perbuatan sang ayah. Dia juga sama gerun dengan anaknya. Mau marah, nggak bisa. Tapi ini bikin capek dia nanti.

"Kamu habis ngapain sampai berantakin rumah kaya gini, hm?" tanya Gyeoul sambil menilik suaminya yang nampak kikuk sehabis ditanya seperti itu.

Taehoon menunduk, memandang sepasang kakinya yang lebih menarik dari tatapan tajam istrinya. Gyeoul lebih mengerikan setelah mereka mempunyai anak dibanding waktu awal-awal pernikahan. Ini membuatnya sulit untuk mengatakan sesuatu saat ditatap seperti seekor rusa yang menyerahkan diri ke raja rimba.

Gyeoul menghela napas sekilas kemudian mendekat, memeluk suaminya yang terus menunduk. Padahal dia tak berniat memarahi si manis yang kini mendusel di lehernya.

"Kenapa rumah bisa berantakan gini?" Ia bertanya sekali lagi sembari mengusap punggung sang suami.

"Hoonie cari Dodo, nda ketemu humph!" balas Taehoon seraya menggembungkan pipinya.

"Dodo?" Taemoon membeo lalu berlari ke kamarnya.

Taehoon mengerutkan dahi saat putranya masuk ke dalam kamarnya. Ia menduga bahwa Taemoon lah yang mengambil dot miliknya.

Dan benar saja. Taemoon keluar dengan botol susu bayi di tangan kanannya. Taehoon yang melihat benda kesayangannya ada di tangan putranya pun kesal. Ia berniat memarahinya, tapi nggak jadi tatkala sang anak mendekat dan menyerahkan barang itu kepadanya.

"Maaf, Moonie pinjam nda izin hehe.."

Taehoon mengangguk lantas melepaskan pelukan sang istri guna memeluk putranya yang sudah merentangkan kedua tangan. Dia usap-usap punggungnya sebelum menggendong ala koala.

"Lain kali izin sama ayah ya?"

Ia menasihati sembari mengecup pipi chubby sang anak. Taemoon terkikik lalu menangkup wajah ayahnya yang baby face.

"Owkay!" timpalnya sembari mengecup bibir Taehoon sekilas.

Sementara Gyeoul yang melihat interaksi keduanya pun mendelik. Namun ia abaikan karena itu hal wajar bagi ayah dan anak. Dia serasa berbagi bibir Taehoon dengan Taemoon.

"Ayah.. nanti mau tahun baru, Moonie mau lihat bunga api di Sungai Han!!"

Taehoon termenung, mempertimbangkan permintaan sang anak yang seperti sangat ini melihat kembang api di sana. Mereka juga bisa sekalian refreshing di penghujung tahun dan mengenang kenangan silam yang terpendam di tempat itu. Ia pun menilik ke arah istrinya yang tersenyum simpul.

"Oke.. kita ke Sungai Han jam 10 malam," putusnya.

Kedua mata Taemoon sontak berbinar senang. Dia memeluk leher sang ayah sampai si empuh tak bisa bernapas normal. Taehoon merasa tenggorokannya tercekik karena peluk buah hatinya yang terlampau erat.

Gyeoul terkikik melihat pemandangan itu kemudian menegur Taemoon untuk melepaskan pelukannya. Sang anak menurut lantas memandang wajah Taehoon yang memerah karena ulahnya. Dia pun menyengir lantas membubuhkan puluhan kecupan ke seluruh bagian muka ayahnya.

Arcade Boy {Fem!Dom}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang