XIV - Confess

290 94 22
                                    

Aku ketiduran dan baru bangun langsung ngetik part ini. Maaf kalau kurang feel (⁠。⁠•́⁠︿⁠•̀⁠。⁠)

Jangan lupa vote ya!

Happy Reading

Gangbuk, 21 Desember 2021

Buncah menyelam ke alamnya. Menyelimuti benak yang dulu membeku dengan kehangatan. Gyeoul membisu menatap candra, mengagumi cahaya putihnya sebelum masuk ke dalam rumah.

Dia berjalan ke arah dapur, mengambil sebuah mangkuk berisi bubur hangat yang dibuatnya tadi. Setelah itu ia pergi ke kamar Taehoon guna menyuruh bayi besar itu tuk makan malam.

"Hoonie..!"

"Menggelikan," cibir Taehoon saat dipanggil dengan nama yang terkesan imut.

Gyeoul terkekeh di ambang pintu lalu masuk dan meletakkan mangkuk di atas nakas. "Kau mau makan sekarang atau nanti?" Dia bertanya dengan lembut sembari mendudukkan dirinya di tepi ranjang.

Kedua maniknya terpaku pada Taehoon yang sedang memainkan game di handphone-nya. Lalu merenggut saat eksistensi merasa diabaikan. Ia pun beringsut meletakkan tangan kanannya di atas paha pemuda itu.

Mengelus perlahan dari bawah hingga ke atas kemudian meremas paha dalam Taehoon yang terasa kencang. "Uh.." pemuda itu melengguh tanpa mengalihkan perhatiannya dari game yang dimainkan.

"Taehoon.. " Dia memanggil sembari mengelus paham dalam Taehoon yang tak tertutupi oleh selimut. Kemudian tangan kanannya menyusup, masuk ke dalam celana pemuda itu.

Tap.

Tangan kanannya dicekal oleh Taehoon yang memandangnya panik. Pemuda itu buru-buru menyingkirkan alat gerak tubuhnya yang masih betah mengelus selangkangannya. Membuat Gyeoul terkikik geli melihat reaksinya.

"Mau makan, nggak?"

"Nggak!"

Gyeoul menghela napas kemudian mengambil mangkuk bubur yang ia letakkan di atas nakas. Dia menyendok isinya lalu mengarahkannya ke mulut Taehoon yang tertutup rapat. Pemuda itu merenggut, menggelengkan kepalanya sebagai bentuk penolakan.

"Hoonie.. kamu harus makan, beberapa sendok aja nggak papa, deh!" bujuk Gyeoul sambil menempelkan ujung sendok ke bibir merah muda Taehoon.

Namun pemuda itu tetap bersikukuh, enggan mengisi perutnya dengan bubur yang dibuatnya. Gyeoul melengos lalu naik ke atas ranjang dan duduk di pangkuan Taehoon. Membuat si empuh yang sedang bersandar di kepala ranjang terperanjat karena berat badannya.

"Turun..!" titah Taehoon saat Gyeoul menatapnya dengan sorot mata yang aneh.

"Makan..!" ujar Gyeoul sambil mengarahkan sendok ke mulut pemuda itu. Taehoon menggeleng cepat membuat kesabarannya yang setipis kertas lenyap.

Dia pun melahap bubur yang disendoknya kemudian mencengkram dagu Taehoon guna menahannya. "Kau ngapain.." tanya pemuda itu sambil mencekal tangan kanannya. Ia tersenyum dan memajukan wajahnya.

"Humph.."

Gyeoul mencium pemuda itu lalu menggigit bibir bawahnya, meminta akses pada Taehoon yang masih mengatupkan mulutnya. Setelah mendapat celah, dia segera mencengkram kuat rahang pemuda itu, memaksanya tuk membuka lebih lebar lagi.

Mulut Taehoon pun terbuka lebar, membuatnya langsung memasukkan bubur yang dilahapnya ke dalam rongga hangat tersebut. Pemuda itu tersedak lantas memukul bahu Gyeoul tuk memberi kode.

Dia pun paham lalu melepaskan tautan bibir mereka dengan sisa bubur di sudut mulut pemuda itu. Taehoon nampak terengah-engah karena perbuatannya, sudut matanya juga berair seperti menahan tangis.

Arcade Boy {Fem!Dom}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang