XVII - Tarik Ulur

321 90 0
                                    

Jangan lupa vote
Jangan lupa komen
Besok siap-siap tahun baru
Maaf yang kemarin komen tapi lupa aku balas😭

Jangan lupa follow ya, road to 190
Let's Goo

Happy Reading

Gangbuk, 25 Desember 2021

Cekrek.

Ia memotret hamparan Sungai Han yang membeku karena musim. Dia tersenyum saat melihat hasil tangkapannya kemudian berjalan-jalan di sekitarnya guna mencari spot yang bagus.

Akhir-akhir ini ia memiliki hobi baru. Itu cukup membuat rasanya teralih dari sedu yang menikam batin. Setidaknya dia refreshing, menghilangkan sesak yang meremas jantung.

Apalagi suasana kali ini nampak bersahabat meski udara dingin sama sekali tak membiarkannya hangat sedikitpun. Padahal ini pagi, tapi suhu udara sama saja seperti malam yang mencekam. Beruntung dia mengenakan mantel berbulu milik kakak iparnya. Kalau tidak, ia bisa jadi fosil hidup pertama di Gangbuk.

"Gyeoul.."

Deg.

Jantungnya seolah berhenti berdetak tatkala suara itu menyapa gendang telinganya. Ia menoleh, memandang Taehoon yang menatap rikuh padanya.

"Gyeoul.."

Dia mematung, tak bergerak sedikitpun saat Taehoon memeluk tubuhnya. Lamun kalau boleh jujur, ia ingin sekali menendang pemuda ini ke Sungai Han yang membeku.

"Akhirnya.. aku b-bertemu denganmu uh.."

Suara Taehoon terdengar bergetar seolah merendam sedu yang mencatuk batinnya. Walau begitu, Gyeoul tak akan mudah luluh. Dia ingin melihat perjuangan pemuda ini.

"Untuk apa kau bertemu denganku?" tanyanya dengan nada sedingin es lalu mendorong tubuh pemuda itu hingga terjatuh ke tumpukan salju.

Ia membungkuk, menatap wajah Taehoon yang pucat seolah berada di tengah badai salju. Lamun Gyeoul tak peduli. Dia harus bersikap tak acuh pada pemuda ini meski ingin sekali menguyel-uyel pipinya yang semakin chubby.

"Oonie.. kangen, hiks.. maafin Oonie.."

'Oonie? ANJING KOK LUCU!' jerit Gyeoul dalam hati sembari memegang dadanya yang bergemuruh.

Sial, dia harus kuat. Nggak boleh luluh sedikitpun sama makhluk menggemaskan yang sedang menatapnya dengan mata berkaca-kaca.

"Maaf? Nggak terlambat tuh? Pergi sana, merusak momen bahagia orang aja.. syuh-syuh!" katanya sembari membuat gestur mengusir ayam.

Dia terlihat main-main lantaran aktingnya kacau balau. Namun anehnya, Taehoon menganggapnya serius.

"Oonie diusir? Uhh.."

Kedua netra coklat itu membulat dengan bulir-bulir air yang menetes di sudut matanya. Bibirnya pun melengkung ke bawah seperti anak kecil yang mau menangis. Tak lupa hidungnya yang memerah.

'Sial, pemandangan macam apa ini?!'

Gyeoul menjerit dalam hati lalu lari tunggang langgang, meninggalkan Taehoon yang menangis dalam diam. Dia tak kuat, bisa hancur akting konyolnya kalau terus-terusan disuguhkan pemandangan seperti itu.

Lagi pula dia seharusnya berakting seperti perempuan dominan dari manhwa yang dibacanya. Mencampakkan balik pemuda yang berani melukai hatinya dan mempermainkannya sejenak sebelum menerimanya.

Namun apa daya, dia disuguhkan yang imut-imut sudah mleyot. Bagaimana mau mencampakkan balik. Ia justru ingin sekali memeluk pemuda itu dan menimang-nimangnya. Itu kalau Gyeoul kuat gendong, sih.

Arcade Boy {Fem!Dom}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang