XV - Terungkap

250 93 6
                                    

Jangan lupa vote
Jangan lupa follow
Jangan lupa comment meski sebji
Aku bakal namatin cepat sebelum tahun baru

Happy Reading

Gangbuk, 22 Desember 2021

Semenjak pesan yang diterima Taehoon kemarin. Pemuda itu lebih banyak diam dan selalu menatapnya dengan mata berkilat merah.

Gyeoul bingung. Dia salah apa? Perasaan kemarin saat ia confess, kekasihnya baik-baik saja.

Lamun sikapnya langsung berubah setelah menerima pesan dari seseorang yang tak diketahui olehnya. Gyeoul pernah sekali bertanya, apa isi pesan tersebut dan siapa yang mengirimnya

Akan tetapi Taehoon hanya menatapnya dengan gurat cuak dan marah. Seolah-olah ia baru saja melakukan suatu hal yang keji. Tiba-tiba dia teringat pada perbuatannya tiga hari lalu yang berhasil meluluh lantahkan Geng SMA Mabuk dan membunuh salah satu siswa dari sekolah itu.

Walau dia tak berhasil menangkap dalang utama yang memulai pertikaian di antara mereka. Namun ada satu hal yang mengusik ketenangannya. Dia masih belum tahu tentang sosok yang mengekorinya dan berhasil mengambil gambarnya ketika beraksi.

Gyeoul cuak nan gelisah. Memikirkan masa depan yang selalu buram. Tak jelas baik dan buruknya. Tetapi ia yakin bahwasanya tiada nasib yang terlalu buruk atau baik.  

"Taehoon..!" panggilnya sembari melangkah masuk ke dalam kamar si pemilik asma.

Pemuda itu melirik sekilas lalu membuang muka. Lihatlah, Taehoon seolah tak menginginkan kehadirannya di sini. Membuatnya semakin ditikam gelisah nan gulana yang menekan hati.

"Hoon.. aku ada salah?" tanya Gyeoul lirih sembari melangkah, mendekati ranjang yang kosong di sebagian sisi. Ia duduk di tepi, memandang kekasihnya yang masih membuang muka.

Gundah gulana semakin terlarut dalam dirinya. Ia bimbang, tertikam resah. Semakin dilema tatkala Taehoon menolak usapan di kepalanya. Sebenarnya kenapa?

"Menjauh..!"

Ia mengerutkan dahi ketika suara mirip desiran angin menggetarkan gendang telinganya. "Apa kamu bilang? Aku tidak mendengarnya," tanyanya. Dia mencoba memastikan bahwa indra pendengarannya berfungsi secara normal.

Taehoon menoleh, memandang datar sembari menghapus ciut yang terlukis di wajahnya. "Menjauhlah, Han Gyeoul.." katanya seraya mengepalkan kedua tangannya erat-erat.

Gyeoul tertawa lantas bertanya kembali dengan nada geli, "Menjauh? Hei, aku kekasihmu. Apa kamu masih malu dan memintaku pergi? Lucunya.."

Taehoon menggertakkan giginya. Itu cukup membuat gelak tawa Gyeoul seketika sirna. Ia tahu, kekasihnya marah, tapi karena apa?

"Kau pikir, aku tidak tahu apa yang kau perbuat kemarin lusa?!" gertak Taehoon seraya menatap tajam Gyeoul yang terhenyak dalam diam.

Gadis itu terkejut. Dia jadi yakin bahwa foto dan pesan singkat yang diterimanya adalah benar.

"Kau membunuh orang, kan?" terkanya dengan gurat sendu yang terlukis di durjanya.

Gyeoul menunduk dalam sepi lantas mengangguk pelan sebagai balasan. Dia tak berani berlisan atau sekedar melafal 'ya' yang terdengar simpel. Namun itu bisa berdampak bagi kekasihnya yang sekarang membisu dalam keheningan.

"Kenapa.. kenapa kau melakukan itu?!"

Suara Taehoon terdengar bergetar seolah menekan amarah nan pilunya pada titik terendah. Dia seperti tak bisa menerima fakta yang baru saja menghujam nalurinya.

"Kenapa..?"

"Aku ingin melindungimu."

"Dengan cara membunuh orang yang melukaiku?!" sentak Taehoon dengan nada tingginya.

Arcade Boy {Fem!Dom}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang