22

51 10 5
                                    

Di sekolah Arsya sedang duduk santai di taman sambil membawa buku, Tiba-tiba ada yang menganggu aktivitas membaca nya.

Dor

"Fiki lo ngapain sih?" Kesel Arsya yang melihat Fiki menganggu nya.

"Yaa gua mau gangguin lo lah."

"Gak ada kerjaan lo."

"Kagak, makanya gua gangguin lo."

"Udah sana lo ganggu aja, dasar bocil."

"Bocil bocil lo yang bocil, Kagak liat badan gua lebih tinggi di banding kan lo."

"Dih badan doang lo tinggi tapi masih kek bocil kelakuan nya."

"Bodo, Lo juga badan pendek wleee."

"Mata lo kemana badan setinggi ini di bilang pendek woyy."

"Ya tapi kan masih tinggian gua."

"Bodo, Udah sana pergi lo ganggu banget."

"Ogah wleee."

"Dasar bocil." Ucap Arsya dengan suara pelan.

"Bilang apa lo bocil?" Kesel Fiki yang mendengar suara Arsya.

"Kagak gr lo jadi orang."

"Dih gua gr yang ada lo kali."

"Dih dasar bocah pea."

"Lo ngatain gua pea?"

"Iya napa lo kagak suka."

"Kagak lah."

"Terserah."

"Lah bocah main pergi bae lagi." Kesel Fiki yang di tinggal pergi Arsya.

Fiki pun akhirnya masuk kembali ke kelas karena pelajaran terakhir akan di mulai.

"Hai Sya, Lo habis dari mana?" Tanya Azkadina.

"Hai, Gua habis dari taman." Jawab Arsya dengan muka cemberut.

"Lo kenapa sih?" Tanya Kezia.

"Itu si tiang listrik ganggu mood gua aja."

"Saha tiang listrik?" Bingung mereka.

"Fiki."

"Oalah si Fiki." Ucap mereka dengan sedikit tertawa.

"Kalian kenapa ketawa?"

"Enggak."

"Kalian ini."

Mereka duduk di bangku masing-masing karena guru yang mengajar udah masuk di kelas dan memulai pelajaran nya. Udah tiga puluh menit akhirnya pelajaran terakhir pun selesai juga dan semua murid pun bubar untuk pulang ke rumah masing-masing nya.

"Balik kuy." Ucap Fiki.

"Lo kenapa tumben bete kek gitu?" Tanya Fajri.

"Kesel gua ama cewe yang nama nya Arsya."

"Kesel napa Fik? Pasti ini lo yang nyari gara-gara." Ucap Fenly.

"Kok lo tau sih Fen kalo gua yang nyari gara-gara nya."

"Yaa lo kan sebelas dua belas sama kak Shandy."

"Hehehe iya titisan nya bang Shan gua."

"Udah kudugong."

"Kuduga Fajri." Kesel Fiki.

"terserah gua dong mulut mulut gua bukan mulut lo ini."

"Bentar Zweitson kemana?" Tanya Fenly.

Meet by accident Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang