52

13 2 0
                                    

Clarabel melihat Shandy yang masih asik bermain dengan anak-anak di panti membuat nya tersenyum, Ternyata di balik sikap nya yang random dia orang yang penyayang terhadap anak kecil yaa.

"Shandy sayang banget yaa sama anak di sini nak." Ucap Bu panti.

"Ibu kagetin aja di kira siapa, Iya aku juga baru tau bu padahal asli nya dia random loh kalo di kampus."

"Berarti dia bisa menyesuaikan diri ke tempat yang di datangin sama dia."

"Iya Bu."

"Ajak Shandy makan dulu yuk, Ibu udah selesai memasak tadi."

"Iya Bu." Clarabel menghampiri Shandy.

"Shan." 

"Iya?"

"Makan dulu yuk, Tadi ibu udah masak."

"Gua gak mau ngerepotin lah lagian ke sini cuman buat main sama mereka."

"Gak ngerepotin yuk."

"Yaudah kalo gitu."

Shandy dan Clarabel masuk ke dalam panti dan duduk di meja makan bertiga bersama ibu panti.

"Ayo nak Shandy di makan."

"Shandy jadi ngerepotin deh."

"Gak ngerepotin kok nak."

"Baiklah Bu panti yang baik hati saya akan makan."

"Makan yang banyak yaa."

"Siap." Shandy mulai mengambil nasi beserta lauk nya dan makan bersama.

Azkadina yang sedang berdiam di taman di jam istirahat sendirian memikirkan kenapa papa nya gak pernah berubah dari dulu.

Flashback sedikit

Sebelum berangkat sekolah Azkadina kembali melihat pemandangan yang tak seharusnya ia lihat, Papa Azkadina sedang marah-marah terhadap mama nya lalu Azkadina mencoba membantu sang mama tapi sayang malah ia yang terkena tamparan keras itu di pipi nya pagi ini.

"Ohhh indah sekali pemandangan ku tiap pagi." 

"Dina." Panggil seseorang.

"Hay Za."

"Lo pasti ada sesuatu yang di sembunyikan kan?" Tebak Fariza.

"Gak kok."

"Pipi lo?"

"Ohh ini karna nyamuk semalam."

"Bohong lo keliatan banget sih Din, Mana ada nyamuk ngebentuk tamparan gitu?"

"Yaa ada lah, Karna gua gak sengaja ke tampar pipi sendiri gitu."

"Gua tau lo karna kita udah sahabatan dari SMP lo lupa? Jadi cerita yaa."

"Biasa lah Za ortu gua ribut terus dan tanda ini ada tanpa di sengaja karna papa gua mau tampar mama tapi gua yang kena." 

"Masalah apa lagi?"

"Mungkin papa gua selingkuh habis itu ortu gua cerai."

"Hay gak boleh ngomong kek gitu."

"Kenapa gak boleh? Lebih baik cerai kan daripada sering nyakitin satu sama lain."

"Harus nya lo bilang supaya papa lo dapat hidayah biar tobat atuh."

"Kayak nya mustahil sih."

"Gak ada yang mustahil selagi kita mau berusaha semaksimal mungkin Din."

"Yaa tapi gua udah gak percaya sama lelaki karna gua udah tau rasa nya nikah sama orang yang salah gimana, Suka sama orang tapi orang itu suka sama sahabat kita sendiri terus jadiin kita bahan latihan buat nembak lagi."

Meet by accident Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang