Arsya kembali ke kamar nya untuk mengambil buku pelajaran nya.
"Nih den minuman sama cemilan nya." Ucap bibi.
"Makasih bi, maaf ya bi jadi ngerepotin."
"Gak kok, Yaudah bibi balik ke dapur yaa."
"Iya bi."
Bibi kembali ke dapur dan Fiki menunggu Arsya balik ke ruang tengah.
"Ayo mulai."
"Ehh bentar Sya gua mau numpang toilet yaa."
"Ohh boleh, Di sebelah kiri yaa."
"Ok tunggu bentar."
"Iya."
Fiki pergi ke toilet karena dia tiba-tiba ingin pipis.
"Dasar bocil emang." Ucap Arsya
"Lo ngatain gua bocil?"
"Fiki, Udah selesai lo pipis nya?"
"Udah, Lo ngatain gua bocil?"
"Iya kan emang lo bocil."
"Dih parah nih cewe."
"Bodo wleee."
"Kalo bukan di suruh pak guru males gua ngajarin cewe kek lo."
"Yaudah sono balik gih, Gua juga bisa belajar sendiri."
"Yang ada nilai nya makin jelek."
"Ohh jadi sekarang lo mau sombong gitu?"
"Sombong gak papa kali."
"Jadi orang jangan sombong nanti tuhan marah."
"Iya deh terserah, Udah ayo mulai belajar."
"Yaa lo yang dari tadi ngajakin ngobrol."
"Yaa udah gak usah di bahas."
"Iyain."
Mereka melanjutkan belajar bersama sambil sekali-kali mengobrol sedikit demi sedikit. Saat mereka lagi asik belajar bareng ada nenek sihir datang dan bikin mood jadi berantakan.
"Kalian gak usah sok belajar bareng deh, Bilang aja kalo mau pacaran di rumah." Ucap mama tiri Arsya.
"Kalo kita niatan mau pacaran mendingan di cafe gak sih Sya biar lebih romantis di bandingkan di sini." Jawab Fiki dengan nada menyebalkan itu.
"Kamu itu jangan sok pintar jadi bocah sok sok an mau ngajarin Arsya padahal belum tentu nilai nya bagus."
"Saya emang pintar di kelas, Jadi gak ada masalah dong ngajarin dan belajar bareng Arsya? Lagian kalo saya gak pintar juga nanti kita bisa belajar bareng kan? Jadi sama-sama belajar bukan sok pintar."
"Kamu yaa udah berani ngomong seperti itu sama orang tua, Pasti orang tua nya nih yang gak pernah ngajarin sopan santun jadi anak nya kek gini."
"ANDA BISA GAK, GAK USAH BAWA-BAWA ORANG TUA SAYA? LAGIAN NGAPAIN SOPAN SANTUN SAMA ORANG KEK ANDA? GAK GUNA!!"
"Kamu."
Plakk mama tiri Arsya menampar pipi Fiki dengan kencang.
"Lo apa-apaan sih nampar pipi temen gua?" Kesel Arsya.
"Ohh sekarang kamu berani ngomong ke orang tua lo gua iya? Gak papa nanti gua bakalan bilang ke papa lo."
"Bilang aja dan gua bakalan bilang apa yang lo lakuin di belakang nya?" Ledek nya.
"Urus temen kamu yang so pintar ini."
"Urus juga hidup lo yang cuman manfaatin uang papa gua."
"Kamu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Meet by accident
Teen FictionBertemu tanpa sengaja itu hanya sebuah kebetulan apa memang ini takdir dari Tuhan? Siapa sih yang tidak senang bertemu dengan idola yang mereka banggakan. Tapi bagaimana jika itu bisa membuat kamu menjadi benci dengan idolamu. Jgn ada plagiat yaa pl...