11. But I Hate You

40 1 0
                                    

Tepat dua hari telah berlalu, dan Onjun selama dua hari itu hanya berada di rumah Cammi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tepat dua hari telah berlalu, dan Onjun selama dua hari itu hanya berada di rumah Cammi. Perban sudah dia buka tadi pagi, walaupun itu sempat dilarang Cammi.

Onjun menggunakan pakaian yang dia beli online dan sekarang dia mencari Cammi ingin berpamitan pulang.

Hubungan mereka juga tetap tak begitu dekat, mereka jarang berbincang. Lebih tepatnya Onjun lah yang seperti enggan merespon Cammi yang selalu mengajaknya berbincang. Tetapi urat malu Onjun masih berfungsi, dia harus berterimakasih dengan kebaikan Cammi dua hari ini mau menampung dirinya.

Mula-mula Onjun mengetuk pintu kamar Cammi beberapa kali.

"Masuk, Jun. Gak gue kunci."

Saat masuk Onjun sedikit membulatkan matanya dan ia langsung memalingkan wajahnya.

Cammi sedang duduk dengan posisi menggoda dengan hanya mengenakan lingerie seksi berwarna maron.

"Kenapa?" tanya Cammi menghampiri Onjun.

"Thanks, untuk biarin gue nginap, dan gue kesini mau pamitan ke lo!"

"Kalau ngomong, tatap gue Onjun." kata Cammi dengan nada seksual.

Onjun menelan saliva nya sendiri. Cammi yang melihat itu tersenyum miring. "Hei..."

"Cammi!" celetuk Onjun dengan menahan tangan Cammi yang mengelus dadanya.

"Gue lagi pengen! Bantu gue, Jun."

Onjun menatapnya. Kedua mata sayu itu bertemu. Cammi menaruh tangan Onjun di pinggangnya dan ia melingkarkan tangannya di leher Onjun. Onjun maju perlahan dan Cammi mundur, lalu, Onjun merebahkan Cammi di kasur.

Sedangkan ditempat lain, yaitu apartemen Erthan, ada Racha yang masih bersama dengan Erthan di apartemen lelaki itu.

"Makan dikit aja, lo belum ada makan dari kemaren, Racha!" Erthan menyodorkan sendok yang isinya nasi goreng di depan mulut Racha.

"Ayolah, gue gak mau lo sakit."

Racha menoleh dan terkekeh sinis. "Jangan bertindak seolah-olah lo perduli sama gue."

"Gue emang perduli sama lo."

Racha tak lagi menatapnya. Ia hanya menatap dinding tanpa memperdulikan Erthan yang terus membujuknya untuk makan.

"Racha satu suapan aja ya."

Racha yang sudah kesal pun merebut dan melempar piring dan sendok itu hingga berserakan di lantai, alhasil piring pecah dan berhamburan disana, bahkan isi piring itu pun bernasib sama.

Erthan yang kesabarannya mulai menipis. Ia mencengkram pipi Racha dengan tatapan nyalang.

"Lo bisa nurut gak sih!! Gue bilang makan ya makan!!"

Racha tidak suka gini. Sudah jelas dia tidak menyukai lelaki di depannya yang berani berbuat kasar dan membentaknya. Dia kangen Josshua, lelaki itu tidak akan berbuat seperti ini.

RACHA THE GESREKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang