Haii pembaca ceritanya author apa kabar nich, oke lanjoott
Kepalan tangan Racha mengerat, "Gue tanya, apa salah gue dan juga kembaran gue?"
"Kembaran lo sih gak ada salah. Eh, ada sih, dia mau bocorin rahasia gue!"
"Cuma gitu lo sampai bunuh dia!!!"
"Cuma?" Aranthae terkekeh geli, "Selain bocorin rahasia gue, dia juga mau jaga lo saat itu."
"Seharusnya yang gue bunuh duluan itu lo Racha, tapi dia gantiin posisi lo, jadi secara gak langsung, lo yang udah bunuh dia!"
Aranthae menghela nafasnya, menyenderkan diri di dinding sembari bersedekap dada. "Ada orang yang nyuruh gue bunuh lo, tapi gue yang kesal sama kembaran lo itu, jadi dia yang gue bunuh, lagian katanya sih dia rela mati untuk lo!"
Racha menatap sengit Aranthae, dia kini menahan amarahnya yang bisa kapan saja meledak.
"Tapi, harusnya lo marah karna dia gantiin posisi lo, dan sekarang malah lo yang ngerasain pahitnya kehidupan!"
Aranthae terkekeh kecil namun itu sangat menyebalkan, "Racha, Racha... kurang baik apa ya gue, gue udah biarin lo tetap hidup dan untung aja gue gak nurutin tu orang yang nyuruh gue buat bunuh lo juga."
Kini Aranthae tertawa puas melihat keterdiaman Racha yang sedang mengontrol emosi, Racha pun keluar dari sana tak lupa mengunci pintu.
–Flashback end–
Dito mendengar tangisan itu, ia ingin sekali meminta Josshua kembali, agar bisa melarang Racha menangis, tapi semua itu tidak bisa pikirnya.
Tak lama Racha tenang, pelukan itu pun mengendor. Dito menggendong Racha yang sudah tertidur didalam pelukannya dan merebahkan di kasur.
Ia menyelimuti Racha, yang awalnya dia ingin pergi, tangannya di tahan oleh Racha, sontak Dito menoleh.
"Gue pengen tidur nyenyak, Dito! Tolong, peluk gue." Racha berucap pelan dengan mata yang terbuka sedikit. Dito masih tampak ragu, sedangkan Racha menghela nafas panjang. Dito mengangguk pelan, lalu ia merebahkan diri di samping Racha.
Mereka tidur dengan posisi menyamping dan saling berhadapan, Racha menempatkan wajahnya di celuk leher Dito, sedangkan Dito hanya membiarkan saja, ia memeluk tubuh Racha dengan pikiran tak tenang.
Jika Josshua masih hidup dan mengetahui ini, pasti lelaki itu akan marah besar, Dito berani jamin itu semua.
Tak di sangka Dito pun terlelap, bahkan ia terbangun tepat jam 2 pagi. Perlahan ia bangkit dari tempatnya dan menyelimuti Racha dengan baik, ia mengelus surai indah itu lalu pergi dari sana.
Saat melewati ruang tamu, ia menemukan Sho yang sedang duduk di sofa.
"Apa yang terjadi?!"
Sho menoleh kearahnya dan menghembuskan nafas, "Banyak, gue rasa masalahnya gak cuma satu yang nona Racha hadapi!"
KAMU SEDANG MEMBACA
RACHA THE GESREK
General Fiction‼️END‼️ "The real, sarapan pagi dengan roti!" "Gue mau kita putus!" "Kenapa? Lo mulai anggap gue kakak?" "Makin gila lo, gue baru tau ada orang yang segila ini." "Makasih untuk pelukannya tadi." "Beruntung juga ya mereka bisa punya guru olahraga sec...