13. Memory

34 1 0
                                    


Sho dan Fanika menepati perkataan mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sho dan Fanika menepati perkataan mereka. Keduanya membawa Racha pergi dimana Josshua.

Setelah menempuh perjalanan selama 1 jam lebih, akhirnya mereka sudah sampai di sebuah pemakaman yang lumayan jauh dari vila Josshua.

Mereka bertiga sudah turun dari mobil, dan sekarang berdiri di dekat mobil itu.

Racha menatap lelaki 16 tahun di depannya dengan penuh tanda tanya. Mengapa Sho membawanya kesini.

Tetapi Sho malah menghindari tatapan itu. Racha menoleh kearah Fanika yang ternyata sedang menatapnya juga.

"Kita sampai nona," kata Fanika.

"Maksud lo apa! Gue minta kalian antar gue ke Josshua, tapi kalian malah antar gue ke tempat ini."

Fanika mengangguk. "Tuan Josshua ada disini, kami menepati perkataan kami tadi malam nona."

Racha tertawa hambar dan menggeleng, perasaan yang tak enak semakin menjalar kepikiran nya, pikiran-pikiran negatif itu mulai memenuhi otaknya.

"Cih, pembohong besar! Antar gue ke Josshua sekarang, gue ga suka bercanda gini!"

"Nona!" seru Sho pelan dengan menatap Racha.

"Antar gue!!" pekik Racha

Sho mengangguk, dia menggenggam lengan Racha dan membawa nonanya itu menuju kedalam pemakaman itu.

"Gue bilang antar gue ketempat Josshua, kenapa lo bawa gue masuk. Berhenti gak, lepasin lengan gue!!"

Tetapi Sho tidak memperdulikan itu. Fanika yang mengikuti mereka dari belakang berusaha menahan tangisannya dengan mempertahankan ekspresi wajah dinginnya.

Sho berhenti dan melepas genggaman tangannya dan kini Racha menatap wajah Sho dengan penuh amarah, tetapi Sho perlahan menatap batu nisan di dekat mereka yang bertuliskan nama Josshua.

Seketika badan Racha seperti mematung, dia mengeluarkan suara pun tak bisa. Melihat nama itu, membuatnya berfikir apakah ini mimpi. Dia harap ini hanya mimpi.

Badannya lemas, dia terjatuh ke tanah. Tangan nya ia ulurkan untuk menyentuh batu nisan itu dengan tangan yang gemetar.

Fanika dan juga Sho mengalihkan pandangan, mereka tak kuasa melihat kondisi Racha seperti sekarang.

"Josshua!" Akhirnya keluar satu kata dari mulut Racha.

"J-josshua ini nggak bener kan?!"

"Ini gak beneran lo kan!"

Sebisa mungkin Racha menahan tangis nya. Sungguh, dia tidak bisa menerima kenyataan ini.

Pasti Josshua nya masih ada, Josshua yang penyabar itu...... ternyata dia ada disini.  Racha tidak dapat membendung air matanya lagi, air mata itu keluar seolah-olah tak berhenti, Racha meraung-raung dengan menyebutkan nama Josshua.

RACHA THE GESREKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang