Jam telah menunjukkan pukul 15.11, dan disinilah Lillya dan Afie yang sedang berada di danau dengan beralaskan tikar, karena mereka sedang piknik disana.
Afie meminjam paha Lillya sebagai bantal, ia ingin tidur sebentar, karena matanya sangat mengantuk. Sedangkan Lillya membiarkan saja, bahkan ia mengusap-usap rambut Afie, untuk memberikan kenyamanan.
Baru beberapa menit Afie memejamkan mata dan akan menuju alam sadarnya, tiba-tiba tangannya di tarik kasar hingga ia berdiri walaupun hampir terjatuh.
Sontak Lillya terkejut akan hal itu, terlebih lagi ia melihat pelakunya siapa.
"Lo siapa sih, orang gila ya, enak banget narik tangan gue gitu, padahal hampir aja gue tidur!!" cerocos Afie dengan mata ngantuk nya, tangan kirinya memijat pelipisnya, sebab kepalanya terasa pening.
Orang tadi seperti menganggap angin lalu, malahan ia menarik pelan tangan Lillya agar berdiri di sampingnya. Mata Afie kini sadar sempurna, ia sangat tidak terima dengan itu. Terlebih lagi kemudian Lillya yang ditarik oleh orang tadi, ingin dibawa pergi.
"Heh, Lillya mau di bawa kemana om pedo!!"
Lillya menoleh kebelakang dan berkata tanpa suara. "Gue gak papa, kalau bunda nanya, gue sama lo!"
Afie mengerti apa yang Lillya katakan tadi, setelahnya ia menatap Lillya dan orang itu yang semakin jauh.
"Cih, jangan bilang om pedo tadi orang yang di maksud waktu itu." Ia merebahkan dirinya kembali, dan kali ini berbantal tangannya sendiri.
Afie kembali memejamkan matanya, karena tadi acara tidur sorenya terganggu, apalagi kepalanya pening akibat dibangunkan secara tiba-tiba seperti itu.
Kini Lillya sesekali melirik kesamping yang disana ada seorang laki-laki dewasa tampan yang sedang mengendarai mobil dengan tatapan fokus kedepan.
Saat ini keheningan melanda mereka, Lillya bingung memulai lebih dulu apa tidak obrolan mereka sekarang.
Akhirnya didalam mobil itu terjadi hening selama berpuluh-puluh menit lamanya. Karena Lillya memutuskan untuk diam saja.
Mobil itu masuk kedalam halaman rumah. Lillya tak tahu itu rumah siapa, atau mungkin punya orang disebelahnya ini.
"Ayo keluar, kenapa malah bengong?!"
Lillya refleks menoleh kesamping, ia pun keluar karena orang itu tadi membukakannya pintu mobil lalu merangkul pinggangnya dan membawanya masuk kedalam rumah tersebut.
Tiga pelayan membungkuk hormat kepada dua orang itu. Lillya tersenyum canggung, lain dengan Dito yang hanya mengangguk singkat.
Ya, orang itu adalah Dito. Dito sudah mengikuti Lillya dan Afie sedari awal, dan pada akhirnya dia sudah tak tahan, jadi mendatangi kedua orang yang sedang menikmati piknik tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
RACHA THE GESREK
General Fiction‼️END‼️ "The real, sarapan pagi dengan roti!" "Gue mau kita putus!" "Kenapa? Lo mulai anggap gue kakak?" "Makin gila lo, gue baru tau ada orang yang segila ini." "Makasih untuk pelukannya tadi." "Beruntung juga ya mereka bisa punya guru olahraga sec...