20. Familiar

28 0 0
                                    

"Jangan menangis!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jangan menangis!"

Namun Racha malah semakin terisak, ia sama sekali tak memperdulikan ucapannya, "Berhenti Racha, hentikan tangisan mu!!"

Perlahan namun pasti, Racha mulai menghentikan tangisannya. Disaat sudah berhenti, Bryan melepas pelukan itu dan membalikkan tubuh Racha agar menghadap kearahnya. Ia mengambil jaket dan memakaikannya kepada Racha, lalu menghapus air mata yang ada di pipi itu menggunakan ibu jari dengan lembut.

"Sudah saya bilang jangan pernah menangis, saya tidak menyukainya."

"Seharusnya kamu bahagia saya ada disini, bukan menangis seperti ini!"

Racha mengepalkan tangannya kuat di sisi tubuh, dengan tatapannya yang tertuju kearah kedua mata Bryan.

Tatapan itu pernah dia lihat sebelumnya, tatapan datar dan dingin yang dimiliki oleh- Racha menggelengkan kepalanya ketika beropini jika di depannya ini adalah seseorang yang tengah ia rindukan, perlahan dia mundur, tetapi Bryan malah melangkah maju.

"Kenapa, hm?"

"Lo pergi sekarang!!!"

Bryan tersenyum miring ketiga mendengar nada bicara Racha yang meninggi itu.

Lalu, tak di duga Racha hampir terjatuh kebelakang, untung saja Bryan menangkap pinggang nya. "Saya tak akan meninggalkan mu lagi, Racha, jika itu terjadi, saya akan membawamu pergi juga, dengan begitu saya tidak akan pernah meninggalkanmu, bukan?!"

Bryan mendekatkan wajah mereka, dengan menarik tengkuk leher Racha, ia menempelkan bibirnya di sudut bibir Racha. Racha tidak bergerak, ia menatap lelaki ini yang sedang memejamkan mata.

Bryan tersenyum sembari menjauhkan wajahnya untuk menatap mata indah itu, setelahnya ia membawa Racha kedalam pelukannya. Wajahnya dia taruh di celuk leher Racha, dan bagaimana Racha sekarang, Racha tidak berbohong, pelukan ini yang dia rindukan. Tanpa menyia-nyiakan lagi, dia membalas itu tak kalah erat.

"Nyaman!" Satu kata yang keluar dari mulut Racha, sedangkan Bryan hanya diam, ia menghirup aroma khas Racha yang ia sukai itu.

"Kamu milik saya, Racha, jangan pernah mencintai orang lain!"

Berapa puluh detik mereka bungkam, Racha tenggelam di dalam pelukan nyaman itu.

"Lo siapa sebenarnya?"

"Menurutmu?"

Racha meremas kaos bagian punggung Bryan dengan pelan, bibirnya seperti kelu ingin berkata. "Jo-josshua!"

Bryan menggeleng sembari tertawa kecil. "Kurang tepat!"

Mendengar jawaban itu, mau tak mau Racha melepaskan pelukan tersebut.

"Jangan mengelak! Lo Josshua, lo tuan perjaka tua nya gue!! Lo cowok penyabar yang miliki pelukan ternyaman yang gue rasakan!!!"

Dada Racha naik turun akibat dia berteriak tadi, "Lo kakak gue!" katanya dengan pelan.

RACHA THE GESREKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang