Di sebuah jalanan yang lumayan sepi, Racha sedang bernyanyi dan berbicara sendiri tak jelas, dengan sekali kali tertawa kecil. Beberapa orang yang lewat menganggap Racha sudah tak waras, mereka berpikir cantik-cantik kok gesrek.
"Hei kamuu hati ku dag dig dug saat aku meliihatmu........ bersamanyaa, kau bersamanya wahai kasihh. Syakitt banget sih tapi gapapa loh yaa, gapapa suer gapapaaa...."
"Syaaalalaaalalaaaa......."
"Pacar ku hilang di ambil orang. Eh, bukan orang deng!"
Dia terus seperti itu dan dimana ketika hanya ada dirinya di jalanan dan ditempat yang memang sudah sepi jalanannya.
Dia merasa seperti ada yang mengikutinya di belakang. Namun, ini adalah Racha, dia tak mungkin takut dengan hal seperti sekarang, karena dia sudah merasakan yang lebih dari ini.
"Ohh tuhan aku men–emm lephass annjenk!" Tiba-tiba ada yang membekap mulutnya dengan kain dan tak lama ia pingsan.
Orang itu menggendong Racha seperti mengangkat karung beras dipunggung menuju mobil hitam yang tak jauh dari tempat itu.
Didalam mobil ada empat temannya. Dan mereka membawa Racha yang tak sadarkan diri itu entah kemana.
Paginya Racha terbangun dengan tangannya sudah terikat di kursi. Badannya terasa sakit-sakit, karena semalaman dia tidur dengan posisi seperti itu.
"Wihh..... baru bangun!"
Sontak Rachel mengangkat pandangannya, dan menatap lelaki yang lebih pendek dari keempat lelaki lain disana. Itu Aranthae.
"Apa-apaan ini. Kalian culik gue!" timpal Rachel dengan nada kesal.
"Iya. Udah deh gak usah berisik!" ujar Kainan, lelaki disamping Aranthae.
"Yeee kan gue cuma nanya. Nih ya, kalau culik gue seenggaknya kasih kasur buat gue tidur. Lah ini kalian malah biarin gue tidur di kursi kecil kaya gini didalam gudang.... ck kalau gak mau kasih kasur, ya sofa lah sebagai gantinya! Cakep-cakep kok ngga modal."
Brakk
Lelaki yang sedang duduk mengebrak meja, "Lo. Gak usah ngatur!!" Dia Gio.
"Y-ya kan gue cuma bilang! Lo kok malah main gebrak aja. nyantai dong bro, woles lah woles," balas Racha yang sebal karena dia kaget tadi.
"Bacot!" celetuk Gio dengan tajam.
Racha mencebikkan bibirnya. Sedangkan dua lelaki lain yaitu Onjun dan Bryan malah menuju kearahnya.
"Kalian culik gue buat minta tebusan?"
Bryan tersenyum miring. "Yaa!"
Hal itu membuat Racha tertawa kecil, "Kalian salah culik gue, harusnya yang kalian culik itu adek angkat gue itu!"
"Sama aja, lo juga anak mereka. Apalagi lo itu putri kandung keluarga Wanama's!" balas Bryan.
Racha menghela nafasnya, "Yaelah ngeyel banget dibilangin," gumam nya dengan nada bicara pelan. Sebenarnya ia tadi sempat terkejut karena orang-orang ini mengetahui jika dirinya adalah salah satu keluarga Wanama's.
KAMU SEDANG MEMBACA
RACHA THE GESREK
Genel Kurgu‼️END‼️ "The real, sarapan pagi dengan roti!" "Gue mau kita putus!" "Kenapa? Lo mulai anggap gue kakak?" "Makin gila lo, gue baru tau ada orang yang segila ini." "Makasih untuk pelukannya tadi." "Beruntung juga ya mereka bisa punya guru olahraga sec...